Review Awam Samsung Galaxy S7 Edge

Angka keberuntungan ada macem2. Di Indonesia, kayaknya angka 8 dan 9 ya? (Kan ada parpol yang getol banget tuh sama angka 9). Di dunia Barat, kalo gak salah angka 7 dianggap beruntung (karenanya ada istilah “Lucky Seven”). Well, kebetulan sekali di tahun 2016 ini Samsung meluncurkan si kembar tidak identik, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge. Is this truly Samsung’s lucky seven? Kebetulan toko online terbesar di Cina, JD (website: www.jd.id) telah berbaik hati meminjamkan sebuah unit Galaxy S7 Edge warna hitam untuk saya review!

Untuk yang baru pertama kali membaca review gadget gw, seperti biasa, harus gw ingatkan bahwa ini adalah “review awam”. Artinya gw tidak akan membahas spec sampai njelimet dan detail banget. Ini adalah review pengguna awam untuk pengguna awam. Jadi gw akan hanya mengcover hal-hal sehari2 yang relevan dengan pengguna smartphone umum. Untuk review yang lebih detail sampai warna kabel sampai kisah asmara desainernya, silahkan ke lapak sebelah. Okaaay?

 

Design

Seri Galaxy S, bersama seri Galaxy Note, adalah seri flagship dari Samsung. Seri flagship artinya seluruh harkat dan martabat bangsa diletakkan di pundak kedua model ini. Galaxy S yang muncul duluan setiap tahunnya (sekitar Februari/Maret) selalu dinanti2kan sebagai pembawa inovasi dan teknologi terakhir dari Samsung. Galaxy Note yang keluar Agustus/September akan membawa sedikit penyempurnaan dari seri S, selain mempertahankan tradisi smartphone dengan stylus.

Galaxy S7 Edge adalah penerus Galaxy S6 Edge dengan posisi unik. Tahun 2015, Samsung meluncurkan S6 Edge berukuran layar 5.1 inch dan S6 Edge+ dengan layar 5.7 inch. Galaxy S7 Edge ini berukuran “di antara” dengan layar 5.5 inch. Dugaan gw tidak akan ada lagi S7 Edge+. Jadi pilihan konsumen lebih simple: yang suka layar flat simple, bisa mengambil Galaxy S7 5.1 inch. Yang suka layar lebih besar, atau termehek2 sama layar edge, bisa mengambil Galaxy S7 Edge layar 5.5 inch.

20160305_150149

Yang menarik, untuk display lumayan besar 5.5 inch, S7 Edge terasa SANGAT compact  di tangan. Rahasianya? Bagian body di luar display sangat efisien (bahasa anak sekolahnya: BODYNYA AMPIR LAYAR SEMUA BRO). Rasio layar terhadap body (screen-to-body ratio) S7 Edge adalah 76.1% (bandingkan dengan iPhone 6s Plus yang 67.7% dengan ukuran layar sama). Artinya walau layarnya besar, seluruh bodynya bisa lebih kecil. S7 Edge masuk ke celana skinny jeans kaum hipster bebas hambatan bro! (Jangan tanya kenapa gw bisa punya skinny jeans…..)

Galaxy S7 Edge meneruskan design body metal and glass yang sukses dari Galaxy S6 series. Seluruh body terbalut kaca Gorilla Glass 4 yang sangat keras dan tahan baret (udah gak jaman deh pake screen protector, jelek juga kan keliatannya). Bezelnya terbuat dari metal dengan grade yang sama dengan yang digunakan untuk pesawat terbang. Galaxy S7 Edge terlihat sangat mewah, karena body yang mengkilap dan kinclong. Pokoknya yang lagi telponan pake S7 Edge bisa dijadiin tempat ngaca deh. Satu-satunya kelemahan dari body kaca adalah sidik jari yang berminyak mudah menempel. Kalau pake S7 Edge ini pasti bakal sering2 ngelap di baju orang lain (satpam, boss, mantan) deh, karena pengen tetep kinclong.

Penampilan premium ini sekilas tampak sama dengan pendahulunya S6 Edge, tetapi saat kita memegangnya baru berasa bedanya. Hal ini karena punggung S7 Edge dibentuk tidak flat banget, tapi ada sedikit curve di tepi (terinspirasi design Note 5, dan mengingatkan pada Galaxy S3). Hal ini membuat S7 Edge SANGAT nyaman di genggaman – seperti memegang batu kali/pebble yang mulus lonjong. Tampaknya Samsung mendengar masukan bahwa S6 Edge yang memiliki sudut tajam dianggap tidak nyaman bagi sebagian orang.

20160305_150231

Kamera sudah hampir rata dengan body. Perhatikan tepi body yang sudah curved.

Perhatikan juga kamera belakang sudah tidak “bejendol” seperti S6. Samsung berhasil merampingkan design lensa dan sensor sehingga rata dengan body. Ini juga design improvement yang terkesan sepele tapi bagi gw penting.

Body curvy, smooth ini memang harus dirasakan langsung di tangan kita. Tanpa sadar gw udah seneng grepe2 dan elus2 S7 Edge, karena memang sensasi menyentuhnya menyenangkan. There is something sensual about it yang sulit dijelaskan. Mending coba grepe dulu si S7 Edge ini di toko, baru ngerti deh. Dan kenapa review gadget bahasanya jadi cabul, eh, erotis gini?

 

Tahan air is back!

Gw yakin banget kalo disurvei, pasti BANYAK sekali orang yang menggunakan smartphone di toilet/kamar mandi (eeewww, bakteri yang nempel kayak apa tuh yaaa..) Atau pernah gak berada di kolam renang, terus galau pengen motret-motret selfie pamer six-pack tapi takut hapenya kecebur? Well, Galaxy S7 Edge sudah water resistant, dengan rating IP 68 (tahan debu dan tahan air kedalaman 1.5 meter selama 30 menit).

Ini memang bukan pertama kalinya Samsung membuat smartphone tahan air, karena Galaxy S5 juga sudah memiliki fitur ini. TAPI, fitur tahan air-nya menggunakan desain yang berbeda. Galaxy S5 dan smartphone tahan air merek lain masih menggunakan “tutup” (flap) untuk mencegah air masuk dari luar. Umumnya tutup ini untuk melindungi slot SIM card/MicroSD. Tutup ini selain tidak kece, juga beresiko putus/patah/rusak. S7 Edge didesain tahan air tanpa tutup apapun, karena penahan airnya ada di dalam. Ini artinya secara estetik dari luar S7 Edge bisa mulus tanpa gangguan penutup/flap. Salut sih untuk inovasi tahan air yang satu ini.

air

Mari nonton film sambil mandiin hape

Tentunya ini bukan berarti S7 Edge ini diperuntukkan untuk SENGAJA dibawa ke bawah air. Tetapi ini cukup memberi kedamaian saat kita harus foto2 di dekat kolam renang, danau, sungai. This phone can do more adventures!

 

Display/layar

Seperti biasa Samsung memiliki keuntungan sebagai bukan hanya produsen smartphone tapi juga produsen TV raksasa. Expertise di dunia TV bisa diaplikasikan ke smartphone-nya.

Gw merasa teknologi display/layar bener2 sudah mentok sejak jaman Galaxy S6. Sejak Galaxy S6, layar seri Galaxy S sudah memiliki resolusi Quad HD (di atas Full HD). Dengan kerapatan pixel 534 pixel per inch (jauh di atas iPhone 6s dengan 326 ppi), rasanya mata kita sudah gak bisa lagi melihat perbedaan jika resolusi mau dinaikkan lagi. Gambar dan teks bener2 sangat tajam. Garis terhalus pun tidak terlihat pixelnya.

Ada sebagian orang yang mencemooh bahwa Quad HD “berlebihan”. Not true. Quad HD sangat berguna saat S7 Edge dipasangkan dengan Gear VR dan menjadi google VR. Karena praktis saat menjadi alat VR si Gear S7 Edge dekat sekali dengan mata, kerapatan pixel mumpuni jadi penting. More on this VR thing later yaaa.

Sebagai produsen TV, Samsung memiliki kemampuan engineering dan juga memproduksi teknologi layar super AMOLED. Kebanyakan produsen smartphone lain masih memakai teknologi LCD. Apa sih kelebihan sAMOLED ini? Yang gw tahu pasti adalah kemampuan pixel untuk mati total (sementara LCD semua pixel menyala terus2an). Bego2annya, untuk menghasilkan warna hitam, layar LCD pixelnya masih menyala, sementara sAMOLED bisa mematikan pixelnya sama sekali. Inilah kenapa warna hitam di layar sAMOLED “benar-benar hitam”, dan menghasilkan kontras warna yang superior dibanding LCD.

20160304_085438

20160304_090246

Duh, dedek Kendall tambah kece di layar ini…

Galaxy S7 Edge mendapatkan nama “edge” karena layarnya yang “luber” ke tepi kiri dan kanan. Belum ada produsen smartphone lain yang memiliki design ini. Ini membuat S7 Edge sangat menarik perhatian saat diletakkan di meja. Tidak hanya kosmetik, sensasi menonton film atau browsing di layar edge juga berbeda, karena gambar seperti tidak memiliki batas/border.

Kalau soal display seri Galaxy S dan Note bagus banget warna dan kontrasnya rasanya udah bosen diceritakan. So, gw fokus langsung ke fitur2 dan inovasi baru yang ada di S7 Edge aja yak:

  • Always On Display. Mulai dari Galaxy S7, Samsung memperkenalkan fitur ini. Ini adalah informasi yang terus menyala bahkan saat smartphone sedang tidak aktif. Informasi yang ditampilkan basic banget, hanya jam, hari, tanggal, dan jumlah email/SMS yang masuk. Tadinya gw pikir fitur ini apaan sik, gak penting banget. Tapi sesudah digunakan langsung baru sih berasa gunanya. Bayangkan kamu sedang di meeting. Kalau kamu memakai jam tangan, melirik jam tangan bisa terlihat tidak sopan (apalagi kalau ada client/boss lagi bicara), kesannya kamu ngomel dalam hati, “Buruan nyet ngomongnya….bosyen!”. Tapi kalau kamu tidak memakai jam, dan kamu ingin mengetahui waktu dari smartphone, kamu harus unlock dulu telepon kamu, yang artinya sama aja sik – bahkan lebih keliatan lagi oleh orang lain. Dengan always on display, jam selalu terpampang. Kamu tinggal ngelirik aja ke S7 Edge di atas meja, gak perlu disentuh.

20160305_155956

Pasti pada kepikir, gak ngabisin baterai tuh kalo always on? Klaim Samsung adalah fitur ini hanya memakan 0.8% baterai per jam. Dalam beberapa hari gw memakainya, gw tidak merasa ini menggunakan lebih banyak baterai daripada jika fitur ini dimatikan.

  • Task Edge. Waktu layar tepi (edge) pertama kali keluar di S6 Edge, banyak orang menganggap fitur ini hanya “kosmetik”, untuk kece-kecean aja. Fungsinya terbatas untuk mengakses 5 orang yang paling sering kita hubungi (dengan cara men-swipe layar edge). Seiring waktu, layar edge ini rupanya dibekali fungsi lebih banyak, dan kini di S7 Edge, layar edge sudah pasti bukan kosmetik kece2an lagi. Task Edge adalah shortcut spesifik yang bisa dipasang di layar edge. Misalnya, kalau kita ingin create contact baru, biasanya kita harus buka contact dulu, terus memilih menu create new contact. Sekarang, saat kita sedang menggunakan app apapun bisa langsung add contact tanpa harus keluar dari app tersebut. Cukup men-swipe layar edge ke Task Edge, di situ sudah ada “create contact”. Task Edge bisa diprogram dengan berbagai macam “task”, seperti create contact sampai selfie.

20160305_152345

Selain Task Edge, layar edge bisa untuk menampilkan berita2 dari Yahoo! News, atau menampilkan berbagai tools. Favorit saya adalah kompas untuk penunjuk arah! Kadang2 gw perlu tahu orientasi Utara ada di mana, dan kini cukup di-swipe saja dari tepi.

20160305_152332

Ada juga Apps Edge, di mana kita bisa memilih aplikasi yang paling sering kita gunakan menjadi shortcut. Cukup swipe dari layar tepi, dan list aplikasi favorit tersebut terlihat.

20160305_152340

Having said that, Edge display ini mungkin membutuhkan sedikit penyesuaian saat mengetik. Pengalaman gw di awal menggunakan Galaxy S7 Edge adalah, saat mengetik, telapak tangan sering tidak sengaja menyentuh layar tepi dan dianggap sebagai “sentuhan sengaja”. Jadi saat mengetik gw harus memastikan posisi telapak tangan tidak menyebabkan layar tepi tersentuh tidak sengaja.

 

Prosesor dan Memory

Gw nggak geek banget untuk ngerti soal prosesor. Cukuplah gw tahu bahwa Galaxy S7 Edge dibekali prosesor Exynos Octacore baru yang diklaim 30% lebih cepat dari S6 (padahal S6 aja udah cepet banget harusnya). Kalo dari baca2 artikel, prosesor Exynos ini memang untuk memuaskan kebutuhan gamer untuk game-game yang butuh kemampuan prosesor berat (misalnya banyak grafis 3D). Tidak hanya itu, S7 Edge juga ditambahkan prosesor grafis khusus Adreno/Mali supaya main gamenya tambah mulus.

Gw cuma bisa mencoba langsung. Dalam percobaan memainkan game-game yang “berat” secara grafis, masa loading game terasa cepat, dan saat main pun gambar tidak mengalami lagging sama sekali. Gw mencoba game Need for Speed: No Limits dan Modern Combat 5: Blackout.

Modern Combat 5_2016-03-08-23-39-16

Game Blackout 5 yang “berat” 3D-nya ini lancar tanpa lagging

Galaxy S7 Edge juga dibekali memory RAM sangat besar 4GB. Ini artinya kita bisa membuka banyak aplikasi sekaligus dan berpindah aplikasi tanpa merasa lag. Bayangin lagi asyik main Tinder dan tiba-tiba pacar menclok dari belakang, kamu harus segera bisa pindah ke app Candy Crush dengan seketika, kan?

Bagi yang ngikutin seri Galaxy S, mungkin tahu bahwa Galaxy S6 tahun lalu mengecewakan sebagian orang karena menghilangkan MicroSD slot. Walaupun kita semakin lama semakin berpindah ke cloud storage atau streaming, masih banyak orang yang merasa lebih afdol kalau semua foto dan videonya tersimpan secara fisik di MicroSD card. Kayaknya Samsung mendengarkan semua itu, dan kini Galaxy S7 Edge kembali dengan MicroSD slot hybrid. Artinya pengguna bisa memilih untuk menggunakan MicroSD card, atau bisa menjadi Dual SIM. Kapasitas MicroSD cardnya bisa sampe…..200 GB! Satu season Game of Thrones dan Cinta Fitri masuk kali yaaak.

microsd

Sumber gambar: samsung.com

 

Baterai dan Wireless charging.

Ah, baterai. Selalu saja jadi masalah bagi semua pengguna. Dari dulu juga gw udah ngusulin hape tuh pakai tenaga nuklir aja, jadi bertahun2 gak usah dicharge. Kalo berantem sama pacar tinggal dilempar, jadi bom nuklir. DHUARRRR!! Unfortunately, kita mash harus memakai baterai rechargeable. Bagaimana Galaxy S7 Edge di aspek ini? Well, Samsung berusaha banget meningkatkan performa baterai ini. S7 Edge memiliki baterai lebih besar dengan ukuran 3600 mAh (bandingnya dengan S6 Edge yang 2600 mAh atau S6 Edge+ yang 3000 mAh). Penting bahwa dicatat bahwa kapasitas baterai yang jauh lebih tinggi ini tidak mengorbankan ukuran body yang tetap langsing kayak model iklan WRP. Well done Samsung!

baterai

Sumber gambar: Samsung.com

Pengalaman memakai Galaxy S7 Edge selama beberapa hari, biasanya saya memulai dengan 100% jam 6 pagi, dan jam 8 malam sisa 15%. Screen time berkisar antara 3.5-4.5 jam. Walaupun belum spektakular banget, tapi ini merupakan peningkatan yang signifikan. Sekali lagi, pengalaman penggunaan baterai gw tidak bisa jadi patokan, karena bergantung ada lokasi dan kekuatan sinyal di situ.

Fast charging. Sejak Galaxy S6, Samsung memang sudah menyediakan fitur charge sangat cepat. S7 Edge diklaim bisa dicharge dari kosong hingga full dalam 100 menit. Sesudah gw coba, ini klaim yang cukup akurat. Artinya dalam keadaan kepepet, men-charge sebentar saja sudah memberi sedikit “nyawa” yang memadai untuk si S7 Edge ini.

 

This is a gamer’s phone…..

Tadi gw sudah singgung kalau S7 Edge sudah dilengkapi prosesor grafis mumpuni yang terpisah. Tetapi gamer tidak hanya dimanjakan dengan grafis 3D yang lebih mulus. Ada beberapa fitur lain dari si S7 Edge yang kayaknya memang ditujukan kepada para gamer serius yang umumnya jomblo….

Saat acara Unpacked, diumumkan bahwa S7 Edge dibekali liquid cooling. Musuh gamer, apalagi game yang berat, adalah prosesor yang menjadi panas. Dengan liquid cooling, S7 Edge teorinya memiliki prosesor yang dijaga temperaturnya sehingga tidak sampai menjadi terlalu panas dan crash.

Fitur lain lagi yang keren, adalah fitur Game Launcher. S7 Edge mengenali jika kita sedang bermain game, dan menyediakan semacam asisten, berupa icon merah di pojok. Kalau icon ini kita tap, ada beberapa pilihan keren. Kita bisa minta TIDAK DIGANGGU saat bermain game, oleh telepon atau chat message (pantes jomblo.) Kita bisa MEREKAM permainan kita untuk nanti dipamerkan ke temen (tambah jomblo lagi….) Terus, kalau kita harus melakukan hal lain di tengah-tengah game, game bisa kita minimize dulu, misalnya untuk membuka app lain. Ikon game akan tampak terus di layar, sampai kita siap kembali bermain, tinggal di-tap deh, dan kembali ke game kita (udah pasti tambah jomblo….)

Screenshot_20160305-144226

Perhatikan icon merah kecil di kanan bawah untuk Game Launcher

Screenshot_20160305-143958

Berbagai pilihan Game Launcher yang bisa diakses kapan saja di tengah game.

Galaxy S7 Edge ini bener2 didesain mikirin kemaslahatan gamer deh. Kecuali status jomblonya…..

 

Kamera terbaik saat ini?

Kalau teknologi display rasanya sudah mentok, sulit bisa ditingkatkan lagi, tidak demikian halnya dengan inovasi di kamera. Camera can ALWAYS be improved. Gw adalah pengguna smartphone yang rewel soal kamera, dan selalu menuntut yang bagus. Bukannya apa-apa, gw gak suka ribet. Jadi saat traveling pun kalo bisa gak usah membawa kamera pocket. Praktis. Dan perkembangan kamera smartphone luar biasa pesat, hampir meniadakan kebutuhan akan kamera khusus. At least untuk casual photographer kayak gw.

So, gimana dengan kamera Galaxy S7 Edge?

Mari kita mulai dengan spesifikasi di atas kertas. Apa saja yang berubah dari Galaxy S6/S6 Edge?

  • Kamera 12MP (sebelumnya 16MP). “APAAAA??!!! MEGAPIXEL DITURUNIN??!! WHYYYYYY???!!!” Sebelum emosi lebay kayak saudara tiri di FTV, coba kita teruskan dulu soal spec ini, karena ada penjelasannya….
  • Teknologi Dual Pixel. Tadaaaaaa…..ini lah alasan kenapa MP “harus” turun. Galaxy S7 Edge (dan S7) menggunakan teknologi yang baru digunakan di kamera DSLR Profesional, dan ini pertama kalinya ada di smartphone. Dual Pixel artinya setiap pixel terdiri dari dua “subpixel” yang bekerja sepasang bagai mata manusia. Teknologi ini membuat kamera S7 Edge bisa fokus dengan sangat cepat, bahkan dalam suasana remang/low light. Tetapi teknologi Dual Pixel ini memerlukan ukuran pixel yang lebih besar, sehingga konsekuensinya jumlah total pixel harus berkurang.

Personally, gw tidak pernah menggunakan kamera sampai 16 MP. Hape gw sekarang adalah Note 5 (dengan kamera 16 MP), sehari2 gw menggunakan setting resolusi 6MP (rasio 16:9), dan itu sudah sangat happy. Jika penurunan MP ini untuk fokus yang lebih baik, why not?

  • Aperture (bukaan) tambah besar (f/1.7, sebelumnya f/1.9). Untuk yang fasih fotografi tentunya paham, semakin besar bukaan lensa artinya semakin banyak cahaya yang bisa masuk. Dan ini artinya kamera S7 Edge semakin mumpuni di kondisi low light. Bukaan besar ini diberikan baik kepada kamera utama maupun kamera selfie.

Tentunya Galaxy S7 Edge tetap dibekali Optical Image Stabilization (OIS). OIS ini artinya lensa bisa bergerak2 seperti mata ayam untuk mengkompensasi goncangan/getaran tangan yang bisa membuat foto menjadi blur. Hasilnya adalah video yang lebih stabil, dan foto low light yang lebih mumpuni.

So, itu semua adalah spesifikasi di atas kertas. Biarkan hasilnya berbicara sendiri ya? Semua foto berikut diambil dari kamera S7 Edge tanpa edit sama sekali.

Soal memotret daylight, dengan pencahayaan cukup, rasanya udah gak efek deh mau nge-review. Soalnya sejak Galaxy S5 kamera Samsung sih udah mumpuni banget. Agak basa-basi aja sih ngetes kamera S7 Edge di suasana terang….

20160309_071209

20160309_074252

20160309_115556

20160305_133140

20160309_074336

Foto close-up juga sangat bagus, dengan efek bokeh (blur dari depth of field) yang keren.

Mungkin yang bisa gw komen sedikit adalah soal fitur HDR, siapa tahu banyak yang belum mengerti kegunaannya. Fitur HDR (High Dynamic Range) secara sederhananya adalah membantu di saat kondisi di mana ada area terang dan gelap yang jomplang/jauh. Atau foto yang agak melawan cahaya, sehingga menciptakan area bayangan. HDR membantu mengangkat area yang gelap agar tidak jomplang amat, dan foto menjadi lebih bagus. Berikut contohnya:

20160307_065633

Tanpa mengaktifkan fitur HDR, gedung di depan jadi sangat gelap, karena ada langit yang sangat terang di belakang. Jika kita mengaktifkan fitur HDR, hasilnya seperti ini:

20160307_065638

Kamera S7 Edge dengan fitur HDR berhasil menyeimbangkan brightness dari obyek foto dengan pencahayaan yang timpang (Eh itu kata resmi yang gw cari! Tadi ingetnya “jomplang” doang….)

HDR bukan teknologi baru di Samsung, tetapi gw selalu merasakan HDR di Galaxy S dan Note sangat efektif dalam membantu “meratakan” brightness dari foto.

Untuk foto indoor, di mana pencahayaan cukup, gw sangat happy dengan S7 Edge. Warna kulit manusia terlihat baik, warna-warna juga tetap cerah.

20160309_103543

20160308_112825

Ehem, lagi sesi pemotretan majalah Marie Claire edisi April 2016 nih

Pokoknya, sepanjang pencahayaan cukup, Galaxy S7 Edge sudah pasti berjaya. Jadi bagi gw kurang menantang, karena toh kebanyakan kamera smartphone saat ini sudah mampu menghasilkan foto yang bagus dengan pencahayaan cukup. Jadi, lebih seru kalo kita foto gelap-gelapan aja, okay?

Kondisi low light, indoor, tanpa lampu flash. Ini adalah foto interior sebuah restoran di sore hari. Cahaya datang sedikit dari jendela, dan lampu. Walaupun tidak gelap sekali, tetapi sudah terasa sedikit remang. Hasilnya? S7 Edge masih menghasilkan gambar tajam dengan warna terjaga. Ini adalah kombinasi bukaan lensa besar f/1.7 dan Optical Image Stabilizer yang bersama-sama menghasilkan foto bagus dalam keadaan cahaya menantang.

20160306_170606

20160304_203315

Foto low light, obyek dekat

Mari kita bawa ke tempat yang lebih gelap lagi, tidak ada cahaya matahari, dan tetap tidak memakai lampu flash.

20160304_212555

20160304_211647

Foto-foto di atas adalah dari interior restoran di malam hari. Sudah lumayan gelap, tapi tidak gelap sekali. Kamera S7 Edge masih tidak gentar dan masih saja menghasilkan foto tajam. Mari kita “gelapin” lagi.

20160306_193401

20160306_193324

Kedua foto di atas diambil dari restoran dengan lighting sangat minim, kecuali lampu sorot yang diarahkan ke meja. Ambient light-nya sangat menantang. Tetapi S7 Edge tetap gak mau kalah. Perhatikan di foto atas ada gambar di tembok ujung yang masih tetap tertangkap detilnya oleh S7 Edge.

Oke, itu semua foto low-light indoor. Bagaimana kalo kita ajak keluar?

20160307_18370220160307_183736

Di atas adalah foto-foto outdoor, malam hari, tapi masih menikmati cahaya dari gedung terang. Gw suka banget foto dengan latar jalan layang di atas.

Dan terakhir, foto city view yang benar2 gelap.

20160306_201909

Ini mengagumkan buat gw, karena overall foto malam outdoor ini sebenarnya gelap banget Tapi perhatikan detil lampu di dalam kolam Bundaran HI masih tertangkap. Perhatikan garis2 gedung yang tidak blur sama sekali, bahkan tulisan “Grand Hyatt” masih jelas terbaca. Untuk foto situasi seperti ini lah Optical Image Stabilizer dan bukaan f/1.7 bener-bener menunjukkan jasa mulia mereka.

Review kamera gak lengkap kalau tanpa review kamera selfie. Kamera selfie S7 Edge juga diberikan bukaan besar f/1.7, yang artinya lebih sensitif pada cahaya. Hanya saja tidak ada OIS untuk kamera selfie.

Seperti biasa, nothing to report kalo selfie siang2. Ya udah bagus dari dulu sih. (Fotonya, bukan obyeknya).

20160309_115631

Selfie indoor. Ya bagus2 aja sik. Selalu kalo cahaya cukup, there is nothing to write about. Udah pasti bagus.

20160305_145816

Bagaimana kalo langsung ekstrim ke tempat gelap banget?

20160306_195419

Selfie di atas diambil dengan kondisi sangat buruk. Tidak hanya kondisi sangat gelap, tapi ada sumber cahaya yang melawan arah lensa. Dalam keadaan sangat gelap, kita bisa melihat ketajaman mulai drop. Toh hasilnya relatif masih lumayan, dan masih bisa diperbaiki dengan sedikit edit.

Galaxy S7 Edge dilengkapi “selfie flash”, yaitu layar menyala putih saat mengambil flash, untuk membantu pencahayaan. Dibantu dengan bukaan f/1.7, hasilnya sangat baik. Dengan kata lain, selfie di tempat sangat gelap sudah bukan masalah lagi.

20160306_195406

layar S7 Edge yang menjadi “lampu” tampak di pantulan kacamata. Yang gw suka adalah warna kulit masih tampak natural

 

 

The Future is Virtual Reality

Gw pernah membaca bahwa perkembangan teknologi smartphone mengalami perlambatan. Hal ini bukan kabar buruk, tetapi justru disebabkan kualitas dan kekuatan smartphone sudah sangat bagus, bahkan sampai di mid-range. Kualitas display rasanya sudah mentok, design body sudah banyak yang bagus dan mewah. Walaupun kamera di seri flagship seperti Galaxy S dan iPhone masih ada di posisi tertinggi, tetapi di seri yang harga menengah pun kualitas gambarnya sudah “lumayan banget”.

Mungkin karena itu tahun ini Samsung mengumumkan inovasi lain di luar peningkatan smartphone itu sendiri. Di Mobile World Congress 2016, Samsung mengumumkan arah masa depan, yaitu teknologi virtual reality. Gear VR adalah goggle yang bisa mengubah smartphone Galaxy S dan Note menjadi alat menikmati virtual reality, dan alat ini sudah diluncurkan sejak tahun lalu. Kita bisa menikmati foto 360, video VR, dan game VR dengan Gear VR. Tetapi kejutan tahun ini adalah munculnya device Gear 360. Jika Gear VR membuat kita bisa menkonsumsi konten VR, Gear 360 membuat kita mampu menciptakan konten VR sendiri. Dengan kamera ganda 15 MP, Gear 360 bisa merekam foto dan gambar secara 360 derajat untuk pengalaman yang benar2 immersive. Bayangkan sekarang kita bisa merekam kelahiran bayi anak kita dengan ini, dan saat anak kita dewasa dia bisa mengetahui seperti apa suasana ruang bersalin saat dia dilahirkan (dan mungkin melihat bokapnya pingsan di pojokan….)

160219155451-samsung-gear-360-780x439

sumber gambar: money.cnn.com

Di acara Mobile World Congress juga, Mark Zuckerberg (pendiri dan CEO Facebook) muncul di panggung mengumumkan partnership antara Facebook dan Samsung untuk mengembangkan VR social media. Kerjasama dua raksasa teknologi ini luar biasa, karena menentukan arah masa depan. Social media di masa depan, menurut Mark, ada di virtual reality. Berbagi foto dan video 2D akan segera menjadi masa lalu. Kelak seseorang bisa menjalani wisuda dan dengan VR teman-temannya bisa merasakan seperti ikut di tengah2 acara walaupun mereka berada di kota lain. Menurut Mark, hanya Samsung yang saat ini sudah siap dengan teknologi VR yang bisa dinikmati masyarakat umum.

So, that’s the future plan. Sekarang, kita sudah bisa menikmati Virtual Reality karena Gear VR sudah tersedia di Indonesia. Gw kebetulan sudah mempunyai Gear VR (untuk Note 5 pribadi), sekalian gw jelasin juga deh dengan menggunakan S7 Edge.

20160309_120325

Ada yang bertanya, apa bedanya Gear VR dengan Google Cardboard yang hanya dari karton dan jauh lebih murah? Well, yang pasti Gear VR dicolok ke Samsung Galaxy, karena ada perangkat hardware yang bisa “ngomong” dengan Samsung Galaxy kita. Harusnya experience-nya lebih lancar ya, dan itu juga yang gw rasakan.

20160309_120349

Micro USB port ini dicolok ke dalam Galaxy S6, S6 Edge, S6 Edge+, atau S7/Edge

Begitu S7 Edge dicolok ke Gear VR, pengalaman virtual reality siap dinikmati. Dari melihat pemandangan dunia, konser U2, sampai game tembak2an melawan aliens atau menyelidiki misteri pembunuhan, pengalaman VR ini sudah dideskripsikan dengan kata2. Kamu harus nyoba sendiri deh. Kita seperti pindah ke dalam konten game atau film yang sedang kita tonton.Main game tembak2an terasa lebih intense karena rasanya tembakan bener2 mengenai kita. Amazing.

20160309_120511

Gear VR inilah yang membuat resolusi Quad HD menjadi penting, karena dengan jarak sedekat ini, pixel yang semakin rapat semakin memberi pengalaman VR yang lebih realistis.

20160309_122108

Hmmmm…….Kim Kardashian jadi deket banget

Apakah Gear VR hanya untuk menikmati konten VR saja? TIDAK! Itu dia asiknya. Kalau kita mempunyai film atau serial TV, kita bisa menontonnya dengan sensasi seperti di dalam bioskop. Apalagi dengan headphones yang bagus, terasa seperti punya home theater sendiri.

Gear VR dengan S7 Edge tidak terasa berat di kepala. Tetapi Samsung tetap memberikan disclaimer agar beristirahat setiap 30 menit penggunaan, atau jika tidak merasa nyaman.

So, this is the future. Masa depan bukan semata soal smartphone yang makin cepet, design kece, atau kamera bagus, tapi juga tentang new experience. Dan Galaxy S7 Edge, bersama Gear VR, Gear 360, dan Facebook akan membawa era virtual reality ke kehidupan kita sehari-hari. This is the next level of mobile technology!

 

Penutup

Angka 7 mungkin benar menjadi angka keberuntungan bagi seri Samsung Galaxy S. Tetapi ini adalah “keberuntungan” yang bukan datang dari nasib, tetapi hasil inovasi, engineering, dan juga mendengarkan suara para fans. Samsung Galaxy S7 Edge adalah penyempurnaan dari Galaxy S6 yang sendirinya sudah mengagumkan. Stunning premium body, display super tajam dan cerah, layar edge yang semakin fungsional, tahan air, baterai besar, kecepatan prosesor dan grafis yang dahsyat, memory yang bisa diperbesar dengan MicroSD, kamera yang paripurna bahkan di kegelapan sekalipun – semua ini sudah membuat S7 Edge (bersama kembarannya S7) layak meneruskan gelar “King of Android” bagi gw. Bahkan blog tech The Verge sampai menyebut S7 Edge sebagai “On The Edge of Perfection” (Di Tepi Kesempurnaan) karena segalanya tentang S7 Edge bener-bener sempurna.

Tetapi mengagumi Galaxy S7 Edge hanya sebagai sebuah smartphone yang mumpuni rasanya belumlah lengkap. It’s more than just a smartphone, but also the future of mobile experience. Dengan kombinasi perangkat Gear VR dan Gear 360, Samsung Galaxy S7 Edge memberikan kita pengalaman virtual reality yang immersive. Dalam hal ini, angka “7” bukan hanya angka keberuntungan bagi Samsung, tetapi bagi kita semua.

Terima kasih untuk yang sudah membaca review awam ini! 🙂

Baca juga: Review Awam LG V20, “The Beast” 

———

Sedikit pesan sponsor: Terima kasih JD.id yang sudah meminjamkan Galaxy S7 Edge untuk review. Untuk pembaca, udah gak jaman nih belanja smartphone harus capek-capek pergi ke toko, stress kena macet, ngantri harus bayar, dll. Untuk bisa mendapatkan Galaxy S7 dan S7 Edge yang baru, lebih nyaman belanja di www.jd.id saja, tinggal duduk manis barang diantar dengan cepat langsung ke pangkuan :D. Jadi, jangan lupa untuk melihat penawaran JD.id untuk Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, dan juga gadget2 lainnya.

Categories: Review

Tagged as: , , , ,

11 Comments »

  1. aku pembaca baru dan baru kenal om tadi pagi lewat twitter. hehehehehe bagus bagus reviewnya. aku biasanya gak suka sama hape samsung karena lama kelamaan pasti lemotnya. tapi ini hape wajib dicoba cuman belum bisa dibeli karena harganyaaa>.< seru sih om, jadi pengen baca artikel om yang lainnya

  2. Halo,

    Saya lagi bingung mau memilih s7 flat atau s7 edge. Banyak yang bilang kalau s7 edge banyak fitur yang belum maksimal, apakah itu benar? Karena saya tertarik membeli s7.

    Terima kasih

  3. review yg bagus. plan nak beli iphone 6s, tapi lepas baca review ni trus nak beli s7 edge.

  4. Bang, boleh kah ngreview Hape2 Xiaomi??

    Pengen ngerti sebenernya kayak apa, karena masih banyak gosip simpang siur yg mmbuat Bingung.

Leave a comment