Laporan Survey Kepuasan Pasangan 2014

Akhirnya sesudah mengumpulkan 1,186 responden, sejak tanggal 30 Desember 2013 sampai 3 Januari 2014, maka Survey Kepuasan Pasangan ditutup. Berikut adalah laporannya. Yay! 😀

Sedikit catatan mengenai interpretasi: Karena survey ini bukan survey yang “ilmiah” banget, maka gw merasa perlu memberikan sedikit catatan. Dalam menginterpretasi temuan di bawah, mohon pembaca jangan menggeneralisir hasilnya sebagai realita “seluruh orang”. Hal ini dikarenakan metode survey online yang belum tentu representatif dari total populasi. Jadi lebih tepat menginterpretasikan hasil berikut sebagai hasil dari “para peserta survey yang diadakan @newsplatter”, dan bukan menggambarkan “penduduk Indonesia”. Jelas yaaaa…..

Secara keseluruhan, seberapa puaskah responden akan pasangan mereka?

total score 2

Dari skala 1 – 5 (1=sangat tidak puas, 2=tidak puas, 3=sedang, 4=puas, 5=sangat puas), maka nilai rata2 skor berada di 3.74 (di antara “sedang” dan “puas”). Lebih detilnya, hampir separuh responden (49.3%) mengklaim puas dengan pasangan mereka, disusul 26.3% responden yang merasa “sedang” saja. 16.6% mengklaim “sangat puas”, dan ada 7.8% yang mengklaim “tidak puas” dan “sangat tidak puas”.

Jadi, kalau kamu mengisi di bawah angka 4, artinya kepuasan kamu akan pasangan ada di bawah rata2 total responden. Untuk yang memilih 4 dan 5 (“puas” dan “sangat puas”), kamu sudah berada di atas rata2 🙂

Sebenarnya hasil ini positif, karena proporsi mereka yang “puas” dan “sangat puas” akan pasangan mereka adalah mayoritas (total 65.9%). Di sisi lain, kita bisa juga melihat ada 34% responden yang tidak memilih “puas” atau “tidak puas” (paling mentok “sedang”), atau satu dari tiga responden tidak merasa puas akan pasangannya. Angka ini sebenarnya tidak bisa dibilang kecil ya.

Adakah perbedaan kepuasan antara responden pacaran dan menikah?

pacaran menikah

Jika dilihat dari total rata2, maka tingkat kepuasan responden menikah sedikit di atas yang pacaran (3.80 vs. 3.70), tetapi jika dilihat detail pilihan, maka ada sesuatu yang menarik. Pasangan menikah lebih terpolarisasi, artinya lebih banyak responden menikah yang puas dengan pasangannya dibandingkan yang pacaran (70.1% vs. 62.8%), tetapi juga lebih banyak responden menikah yang TIDAK PUAS dibandingkan dengan yang pacaran (9.1% vs. 6.9%). Salah satu interpretasi yang positif adalah, mereka yang melangkah ke pernikahan sudah lebih seksama memilih pasangan (sehingga proporsi yang puas lebih besar dari pacaran). Di sisi lain, pasangan yang tidak enak mungkin makin terasa SESUDAH menikah. Tetapi ini hanya satu dari beberapa kemungkinan interpretasi.

Interpretasi yang lain adalah, sesudah terlanjur kecebur menikah, ada orang yang menjustifikasi/merasionalisasi kepuasannya, sehingga lebih “murah hati” dalam memilih status puas. Kayak istilah itu loh, “If you can’t be with the one you love, love the one you’re with”. Atau terjemahan Perancisnya: Ya udah lah ya, udah kewong ini, ya harus dipuas-puasin aja ne’…..

Mari kita belajar dulu dari responden yang TIDAK PUAS dengan pasangannya.

Apa saja yang menyebabkan responden TIDAK PUAS dengan pasangannya?

Bagi mereka yang memilih “tidak puas” dan “sangat tidak puas”, maka dilanjutkan dengan pertanyaan diagnostik. Jawaban ini lebih baik dianalisa terpisah antara yang pacaran dan menikah.

Klik untuk memperbesar

Klik untuk memperbesar

Ada perbedaan penyebab ketidak-puasan antara responden pacaran dan menikah. Bagi yang pacaran, yang terbanyak dipilih adalah: keintiman (ekspresi kasih sayang di luar seks), sebesar 37%. Penyebab kedua terbesar adalah perhatian yang terpecah (pasangan terbagi perhatian dengan pekerjaan, hobi, pacar gelap, dll.) sebesar 29.6%, dan ketiga adalah kepribadian (pemarah, tidak sabaran) dan keuangan (pelit/boros), masing2 sebesar 25.9%. Perhatikan bahwa keuangan (entah itu pelit atau boros) juga menjadi pilihan yang tinggi (25.9%).

Bagi yang pacaran, faktor posesif (sampai boker lebih dari 5 menit aja ditelpon ada di mana), menjadi faktor ketidak-puasan yang jauh lebih tinggi dibanding mereka yang menikah (24.1% vs. 9.1%)

Di antara mereka yang menikah, penyebab ketidakpuasan pada pasangan menjadi sangat berbeda dibanding mereka yang masih pacaran. Ketidakpuasan tertinggi datang dari….SEKS! (kurang bisa memuaskan, atau terlalu napsu, dll), dipilih SEPARUH (50%) responden menikah yang mengklaim tidak puas/sangat tidak puas dengan pasangannya. Waduh, jadi untuk yang sudah menikah, apakah sudah mengevaluasi diri mengenai kinerja di Divisi Seks? Siapa sangka ini adalah penyebab tertinggi ketidak puasan akan pasangan menikah di survey ini? *Minum jamu kuku jempol, eh Bima….*

Penyebab ketidak-puasan kedua dari mereka yang sudah menikah adalah “Ambisi” (pasangan dirasakan kurang atau terlalu tinggi ambisinya dibandingkan responden), dipilih 40.9% responden yang tidak puas. Patut dicatat faktor ambisi ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang masih pacaran (27.8%). Jadi untuk mereka yang masih pacaran dan ingin menikah, faktor ambisi pasangan harus mulai dipikirkan, karena jika ambisi pasangan tidak kompatibel, bisa jadi masalah sesudah menikah nanti. Faktor ketidak-puasan ketiga bagi mereka yang sudah menikah adalah faktor keintiman (kemesraan dan kasih sayang), sebesar 31.8%.

Kalau diperhatikan, faktor kepribadian menjadi penyebab ketidakpuasan yang lebih tinggi di antara mereka yang menikah dibandingkan yang masih pacaran. Jadi ini penting bagi mereka yang pacaran serius, bahwa faktor kepribadian (pemarah, temperamental, tidak sabaran, dll) bisa menjadi hal serius saat menikah. Kalau pacar kamu sekarang saat marah berubah menjadi hijau dan mirip Arya Wiguna, mungkin harus dipikirkan lagi masak2.

“Intervensi keluarga” juga menjadi faktor ketidakpuasan yang lebih tinggi di antara yang sudah menikah (22.7% vs 13% di antara yang pacaran). Jadi faktor keluarga pasangan ini harus juga jadi pertimbangan mereka yang sedang persiapan menikah. Apakah keluarga pasangan ikut campur dalam banyak hal, sampai misalnya pilihan warna beha atau jersey bola yang mau dibeli? Coba dipikirkan dulu, karena saat menikah bisa berubah menjadi duri dalam beha, eh, daging.

Yang menarik, faktor fisik (Pasangan jelek, kucel, bau, dll) bagi yang menikah menjadi tidak sepenting saat pacaran (dipilih oleh hanya 9.1% responden menikah dibanding 18.5% yang masih pacaran). Mungkin karena sesudah menikah kita menjadi lebih pasrah menyangkut faktor fisik ya? 😀

Beberapa penyebab ketidak-puasan lain yang dicatat di jawaban open-ended:

  • Di moment of truth terakhir kita kemarin eh ternyata dia sempet deket sama cabe2an om! Kurang apa coba gue?!!! Plis deh luuuuhhhh! (Astagaaa….efek cabe2an sudah sampai sini juga??)
  • satu kantor Om! Doi bule ga bisa sama Lokal 😦 (Makanya cintailah ploduk ploduk Endonesa….)
  • dia selalu pesimis dan tiap ada masalah cepat down (Ayo, bantu agar dia up-up)
  • dia minta gw jd cewe dewasa secara penampilan tp ga ngasi tau dmana krgnya penampilan gw yah emg sih gw ibu 2 anak n ga bs dandan prnamoilan senyaman mungkin n terkesan tomboy rmbt makin cepak makin enak lah kan model jg ya emg dia mau punya istri ribet kaya tante syahrini make up mahal bo kmana2 berat di perhiasan ntar gw sibuk dandan anak gw lupa dikasi makan penampilan kudunya yg nyaman aja simple ga kerincing2 di badan makeup tipis lha dl gw gini lo naksir kan hahaha… (BEGINI, MENURUT GW SEBELUM BELAJAR PENAMPILAN ELU BELAJAR PAKE TANDA YANG BENER AJA DULU GIMANA? INI MANA TITIK KOMA-NYA MBAK?)
  • Perbedaan jam tidur om. Yakali sy bangun dia br mau tidur. Sy plg kantor dia br bgn. Dikira pacaran beda benua kali. Mending sm adam levine aja sekalian. Adam mana adam?? (Apa ini….. -___-)

Bagi yang merasa tidak puas, apakah menyesali berada dalam hubungan ini?

menyesal

Kira-kira separuh (51%) responden yang tidak puas dengan pasangannya mengaku “lumayan menyesal”. Bahkan hampir 20% mengaku “menyesal banget”, menjadikan total responden yang tidak puas dengan pasangan mereka dan menyesali hubungan sekarang menjadi sekitar 70%. Sebesar 22.4% mengaku tetap tidak menyesali hubungan mereka walaupun tidak puas dengan pasangannya.

Saat jawaban di atas kita pisahkan antara yang masih pacaran dan menikah, maka muncul hal menarik:

menyesal pacaran menikah

Di antara mereka yang tidak puas dengan pasangannya, maka proporsi responden yang MENYESALI hubungan mereka sesudah menikah LEBIH TINGGI dibanding dengan yang masih pacaran (88.6% vs. 55.5%)! Ini sebenarnya masuk akal. Untuk yang masih pacaran, justru masih ada harapan pacar berubah (baik sifatnya berubah atau ORANG-nya yang berubah, dengan kata lain, dipecat ganti yang lain). Tetapi mereka yang sudah menikah dan tidak puas, tingkat penyesalannya jauh lebih tinggi, hampir 90%. Artinya, bagi yang akan pacaran, agar benar-benar berhati2 melangkah ke pernikahan, karena penyesalannya jauh lebih tinggi saat sesudah menikah. Jeng jeng!

Apakah pernah terpikir meninggalkan pasangan?

terpikir meninggalkan

Tidak ada perbedaan terlalu signifikan antara yang pacaran dan menikah. Separuh responden mengaku memikirkan serius untuk meninggalkan pasangannya, tetapi masih menahan diri dan berharap keadaan bisa berubah lebih baik. Sebenarnya untuk yang pacaran sih tidak apa-apa, toh pacar bisa ditukar di toko jika masih ada kartu garansi. Tetapi separuh responden menikah yang tidak puas dengan pasangannya mengaku “terpikir serius” untuk meninggalkan pasangan adalah temuan yang, well, serius juga ya. Di sisi lain, 32% responden menikah, atau hampir sepertiganya, mengaku hanya sempat terpikir, tetapi menganggap hubungan masih ada dalam taraf wajar. Yah, namanya juga menikah, mana mungkin mendapat pasangan sempurna gabungan Adam Levine, Rio Dewanto, Joe Taslim, Aryo Bimo, microwave, dan penyimpan beras Cosmos?

Apa yang ingin disampaikan kepada pasangan agar kamu merasa lebih puas?

Berikut adalah pesan-pesan open-ended dari mereka yang tidak puas akan pasangannya (gabungan yang pacaran dan menikah) yang ditujukan kepada pasangan mereka:

  • Please lebih care n buruan nikahin aku,,,aku ga masalah gaji aku skrg lebih dr km juga (Yakin? Kalo sudah nikah kadang2 jadi masalah looooh)
  • gw pengen suami gw bisa nerima gw apa adanya. ga demen lirik lirik cewe lain lagi. kerja dong! jangan ngabisin duit terus (Ih, udah gak kerja, ngelirik cewek lain juga…..)
  • Tolong donk jamgen males2ann.. Elo tuh punya anak bini. Mo dikasih makan apaa.. Wake up hellooo. Kapan makmurnyaa
  • Kapan kamu dipanggil yang Maha Kuasa? (Waduh….)
  • Jangan lama lama di kamar mandi nya. Aku telat kerja melulu gara2 kamu (Eaaaa…..karena boker kelamaan bisa merusa hubungan….)
  • Bantuin ngurus anak dong, bikinnya kan bareng, masak bagian repotnya gw sendiri doang? Dan satu lagi, penting mana sih game online dibanding anak dan istri? (Mampus…siapa nih pria gamer yang menelantarkan anak istri?)
  • aku mau dia lebih peka sama hubungan ini. Adanya feedback. Traktir icakali.. masa tiap ketemuan cuma minum teh pait doang. hambar banget hubungan ini, kyak sayur tanpa garam. (Sebenarnya mengurangi konsumsi gula dan garam itu sehat banget loh, mengurangi risiko diabeter dan darah tinggi)
  • Jangan perhitungan bangetlah kalo sm cewenya, gimana nanti gue jd istri coba. Yakali hr gini makan mesti bayar sendiri2? Belanjain gue jg kali nanti klo gue dibelanjain sm org lain, trus ketauan disangka gue selingkuh, php in orang, wanita murahan. padahal kan itu rejeki gue. Klo abis makan sering2 ngaca kek, itu kan nyelip dimana2. Gue jijik klo ngebayangin ciuman sm lo jg keles! (‘Keles’ apaan sik?)
  • plis aku bukan selamat pagi nya indomaret yang ga penting buat ditanggepin 😦 (Hahaha. Eh, selamat pagi-nya Indomaret juga kudu ditanggepin kali….itu namanya sopan santun!)
  • Mesti gila dikit yeee plg ga di ranjang lah biar betah di rmh (Eh ‘gila dikit’ di sini kayak apa dulu? Melibatkan borgol, gas elpiji 3kg, dan dongkrak kah?)
  • Aduh sayaannggg bisa ga sih sekaliii aja kamu ga mikirin soal selangkangaaann…. (Udah paling bener solusi raket nyamuk. Tiap pasangan horny, disetrum raket nyamuk aja. Bbbzzzzttttt….!!)
  • Plis belajar posisi lain. (Bener nih. Kalo biasanya posisi striker, coba gantian jadi back….)
  • Harus menyadari bahwa suami harus dihormati
  • Jangan cepat down, pesimis, terus berjuang dan berusaha untuk masa depan km dan keluarga, dan juga tolong badannya dikurusin. Hahahahahaa
  • kalo sampe januari 2014 kamu ga perbaikin, kita bye aja deh mas! (Eh, deadlinenya mepet amat, kayak client banget sik #curcol)
  • It takes two to tango. If we were to create a beautiful dance, we got to follow the rythm. Kalau memang ga mau atau ga bisa, I can let you go and dance alone.
  • Please be more patient! And stop buying all the gadget things
  • Cerai dong ama istri loe (Waduh….)
  • kamu kenapa ga mau angkat telepon aku sih? selama hubungan dua tahun lebih ini, tiap brantem kita selalu ‘lari’ dan berakhir tanpa solusi.. aku cinta sama kamu, mau nikah sama kamu, tapi tak beginiii~ *suara anang kita bicarain kamu maunya apa, aku maunya apa… kalo diem2 gini ya ujung2nya kau menggantungkan hubungaaan iniii~ *suara melly i laph you ndut.
  • Pasangan mau toleransi dan gak terlalu memihak keluarganya/ortunya banget
  • Buru kek cari kerja tambahan. Lo kira kita bs kawin pake daon?? Gw kasih wkt 2 hari. Kl ga dpt duit gw cari pacar lain. Hahaha (Ini kenapa pada doyan ngasih deadline mepet banget ya)
  • Bro, urusan kawin nih bro, bukan ngambil rapor. Ga usah bawa2 keluargalah
  • Pls dewasa, mandiri, bs ambil keputusan secara dia kep klrg, jgn trll dingin lama2 ac di kamar gw copot jg nih klo panas tgl nempel lo aja, jaga komunikasi yg baik jgn emosian, pentingin anak istri ketimbang yg laen, pls deh elo jauh lebih baik wkt pacaran dl kok skrg berubah bgt jd cuek tp yg plg ptg tlg perbaiki komunikasi kt..!!
  • Gini yah.. Kamu well planned person sedangkan aku impulsif, ngga bisa satu visi. Dan ini sih remeh temeh yah tp penting bagi aku..aku ngga suka saat ngobrol nyebut lo-gue (Bener nih, sebaiknya sesudah menikah pake ‘ane-ente’)

Belajar dari mereka yang ‘Puas puaaaasssss……’

Mari sekarang kita belajar dari mereka yang mengaku puas/sangat puas dengan pasangan mereka, apakah hal2 yang memuaskan mereka. Inilah responden2 beruntung yang saat ini merasa terpuaskan oleh pasangan mereka. Apa sih rahasianya?

puas alasan

klik untuk memperbesar

Di antara mereka yang masih pacaran, keintiman (perhatian, kasih sayang) menjadi faktor penyebab kepuasan yang terbanyak dipilih (57.4%), disusul kepribadian (orangnya sabar, pengertian, tidak cepat marah) sebesar 53.2%. Tidak posesif/memberi kebebasan juga menjadi penyebab puasnya responden terhadap pasangan, dipilih 52.1% responden.

Di antara mereka yang menikah, tidak posesif/memberi kebebasan menjadi faktor tertinggi kepuasan akan pasangan, dipilih 63.2%, lebih tinggi dari mereka yang masih pacaran. Tampaknya faktor tidak posesif, memberikan ruang kepada pasangan menjadi hal yang penting sesudah menikah untuk membuat pasangan puas. Jadi bagi yang sudah menikah, ada baiknya pasangan tidak terus2an ditempel, diawasi, atau di-stalking. Justru ketika masing-masing punya “ruang sendiri”, sepanjang gak kebablasan, malah bikin kangen loh.

Bagi yang sudah menikah, kepribadian yang oke (tidak pemarah, penyabar, dll) ada di posisi kedua (53.9%), disusul oleh keintiman (memberikan ekspresi sayang dan mesra, di luar seks – 53.7%). Selain itu, partisipasi dalam membesarkan anak menjadi penting sekali agar pasangan merasa puas (dipilih 41.6% responden menikah).

Yang menarik adalah faktor seks. Kalau ingat temuan di atas, bagi responden menikah yang tidak puas, faktor seks menjadi faktor ketidak-puasan nomor satu. Tetapi justru bagi mereka yang puas dengan pasangannya, faktor seks bukan lagi menjadi faktor kepuasan nomor satu (bahkan seks kategori momogi, mou lagi mou lagi!) Salah satu interpretasinya adalah, bagi mereka yang sudah menikah, seks menjadi faktor minimum (hygiene factor) sebuah pernikahan agar bisa dianggap ‘lumayan’, tetapi seks saja tidak cukup untuk membuat responden merasa ‘puas/sangat puas’ dengan pasangannya. Faktor2 lain seperti memberikan kebebasan, kepribadian, dan keintiman, tampaknya berperan lebih penting.

Walaupun sudah puas, adakah area yang bisa di-improve?

puas improve

klik untuk memperbesar

Bagi mereka yang sudah puas dengan pasangannya, area yang bisa diimprove relatif cukup merata, tidak ada yang dominan sekali. Beberapa faktor yang disebutkan, baik mereka yang pacaran/menikah, adalah: urusan waktu, keseimbangan ambisi, agama, campur tangan keluarga (bagi yang menikah), perhatian yang terpecah dengan pekerjaan/hobi, masalah posesif (bagi yang pacaran), keintiman, seks (bagi yang sudah menikah), dan keuangan (terlalu pelit/boros). Tetapi intinya tidak ada yang sangat dominan. Rata-rata area untuk diimprove dipilih dalam kisaran 20%-an.

Apakah pesan-pesan yang ingin disampaikan responden yang sudah puas agar TAMBAH puas?

Dari mereka yang masih pacaran:

  • Ga usah nurut2 banget sama mamah lah… Mamah kamu posesip parah! Bisa2 kamu ga kawin2..
  • GUE CAPEK DIATUR-ATUR TERUS TAPI GUE SAYAAAANG GIMANA DONG??
  • i love you the way you threat me 🙂 thank you (Ini gimana ya…kamu seneng diancem2 pacar gitu? Maksudnya “the way you TREAT me” kaleeee……)
  • Abaaangg, klo jalan jalan, gandeng donk.. (Ah, modus si abang aja tuh, agar masih dilirik ama yang laen. Biar kamu dikira adiknya… *penghasut*)
  • UDAH PUAS BANGET. KAPAN KITA KAWIN BANGGG!!!???
  • Beb inget yah, nasi Padangku pake sambel yg banyak! (Woy, ini bukan Survey Kepuasan Warung Padang nyet!)
  • jangan overprotektif lah, masa kontak fisik normal dan wajar sama lawan jenis gak boleeeeh (Yaaa, kalo kontak fisiknya sampe guling2 di kolam lumpur agak gak wajar sik)
  • Bok ya jangan nonton bola muluuuu… aku nya di cuekiin ak kesepian mas 😦 (Wah, gimana nanti Piala Dunia?)
  • Babe, belajar bahasa Indonesia dikit napa? jadi kan gak gue terus yang harus mikir elu itu ngomong apaan (Tsah, yang pacarnya bule!)
  • it wouldn’t hurt to care more about your appearance (Mandi, ayo mandi!)
  • Ga usah deh punya sahabat perempuannn!! Ganggu! (Jangan terlalu ekstrim. Nanti doi punya sahabat cowok tapi suka kontak fisik elu marah2 juga….)
  • KURUS Pleaaaaassseee *jeritan selama bertahun-tahun* (Ya kamu daptarin dia pitness dong makanya)
  • Masku sayang, jgn pernah berhenti mencintai aku ya..jgn pernah berubah..tetap menjadi calon imam yg baik sampai 3 mei nanti dan setelah 3 mei mas mjd imam yg sempurna dunia akhirat..aamiin (Gw diundang gak nih?)
  • Mencari pekerjaan yg lebih baik dan stabil (Jadi caleg aja, gimana?)
  • Sayang…jangan marah klo aku masih suka wasapan sama si m ya.. kan dia cuma teman dekat.. (Wah, siapa nih Tersangka ‘M’? ‘Mario’? ‘Maria’?)

Dari mereka yang sudah menikah:

  • Kamu harus lebih sabaran dan tdk mudah mengeluh. Semangat dalam menjalani hidup
  • Kalau dibangunin sekali gak bangun masih wajar, tapi klo sampe berkali2 dibangunin gak bangun jg keterlaluan, beh… (Masukin kodok ke dalam celananya aja, pasti bangun)
  • Gw bukan bintang bokep,,,jgn ngayal yg macem2,,,!!! (Astaga, ngayalnya apaan nih?)
  • Please, give me some space
  • Semoga suatu saat kamu bisa ditukar tambah sama ari wibowo ya Yah (Oke, masalahnya Ari Wibowo mau gak sama elu?)
  • Jangan sibuk mulu sampe lupa bercinta sih 😦
  • Dear kesayangan, kamu tuh udah oke bgt semua2nya (ahiw!) keuangan, kepribadian, kedodolan dlm sehari2, kelucuan dll. Tapi kmu tu genduuuuutt~~ kurusin dong papaah, kalo lg asik d kasur aku susah napas, kamu beraat 😥 (Lagi-lagi pesan untuk kurusan….hmmmm….)
  • Do sport regularly hun…
  • Ya istri pengen sekolah lagi biarin aja napa! (Tuh, kan harusnya bangga istrinya pintar?)
  • Keluarga kita itu terdiri dr aku, kamu n anak2 kita.. kita seperti berada didalam botol.. jangan biarkan keluargamu terutama kakakmu yg gila urusan itu masuk ke dalam bot0l kita (Sebenarnya kalau botolnya ukuran gede, kayak botol Absolut vodka, harusnya tidak masalah ya…)
  • Mah… kalo mau kondangan jgn suka ribet sendiri ye… (Ah, ini sih problem klasik semua suami….)
  • Baby I wuff you, but sometimes I feel like I’m the man in this relationship -.- Keputusan yg gede2 biar kamu lah yg ambil, jd kalo ada apa2 judulnya bukan salah aku mehehehe :p
  • Perut kecilin dikit dong 🙂 (Tuh kan lagi…)
  • nunjukin ekspresi bukan berarti gak macho lho. masa lempeng melulu mukanya.. (Suaminya kayak Kristen Stewart gitu yak?)
  • Jangan lupa slalu bilang tolong, maaf dan terima kasih. Juga ‘I love you’ and ‘I’ll pay it’. Hihihi… (Nah, common courtesy lebih penting lagi sama pasangan sendiri)
  • I really miss jaman pacaran dulu beb..our date night needs to happen soon! (Sesudah nikah kadang lupa ngedate lagi)
  • Jauhin gadget loe woyy !! (jleb….)
  • Pa.. beliin rumah atulaah…
  • Tolong kurangi hobi pupnya. Sekian (Jika gejala berlanjut, segera hubungi dokter!)
  • please deh, sekarang loe pilih, gue ato burung2 loe… kalo emang dia lebih cakep,loe kawinin aja tuh burung (Kenapa gw kebayangnya suaminya mas-mas Jawa gitu ya….)
  • Jangan cepet mutung! Nggak semua orang mampu memenuhi ekspektasimu. Jangan cepet marah juga! Serem, tauk! Jangan sering-sering ngetes performa mobil di jalan tol, percaya sih sama kemampuanmu nyetir, tapi keringet dingin yg bermunculan tak mungkin kutahan :((
  • Yuk mulai belajar hemat, apalagi mau ada baby 🙂
  • Be wild please, seperti dia yang pernah menganggu hubungan kita… She gave me the best sex ever (Wuah….)
  • Lebih rajin cari duit ya Pah, periksa kandungan mahal sekarang Pah! :’)
  • Maaaash lingerie yang kamu beliin 2 set belum dipake looh yuuuk *kode (Lingerie yang kamu dapet itu, belum lunas juga loh *kode juga)
  • Sering sering isiin pulsa aku ya beb (Ini nikah ato cari donor pulsa doang sik?)
  • Kadang kita perlu mengekspresikan bentuk kasih sayang kita..say i love u sekali kali jga dah cukup. (Bener nih, nanti keburu di-I love you-in orang laen loh)
  • Jangan kelamaan di kamar mandi. Ga usah bawa2 hp ke kamar mandi. (Jangan gitu, mungkin dia lagi asik sama chatting sama gebetan di kamar mandi….)
  • Lebih sering bantu2 beresin rumah dan ga lelet
  • Kurangi merokok!
  • Ibumu mmg yg melahirkanmu tp aq akan jadi ibu anak2mu..jd jgn apa2 mamamu terus doonggg
  • Kalo udah maen game udah gak inget kalo dy punya istri yg mau dielus2, punya rumah yg harus diliat apa yg rusak,. Punya kendaraan yang harus dicuci. Maen game nya dikantor aja makanya sih ah.
  • Model2 ku salah apa yank. Ini pure kerja kok. *menatap nanar* (Wah, kerjaannya sama model nih?)
  • i wanna get out from Jakarta, honey… i can’t stand to live here anymore… Please…. please… (Ibukota memang kejam ya?)
  • Bebiiii… Resign gih, cari pekerjaan yg gajinya lebih besar.. Gaji di M*A mah kecill dan ga naik naik hahahahaaa (Hmmm, ini antara kerja di Mal Taman Anggrek atau MRA Group…)
  • INI RAMBUT JANGAN CUMA DIJAMBAK TAPI DIBELAI JUGA DONG!! (Wiiiih, mainnya keras nih)
  • Sayang, i wuff you…tapi mbok ya penampilan diupgrade kerenan lg dikit, kaos robek2 melar bin kusem punyamu itu dibakar aja. Atau jadiin keset WC lah minimal. Apa kata bapak-ibumu nanti..dikirain aku medit amat ga kasih jatah beli baju kamu. Mosok mantu Teladan 2013 se-Jabodetabek gitu? :(( (Tapi mah, kaos robek melar gitu adem banget….)
  • Sayang, lain kali mogu mogu papap jangan diminum ya…. (Wah, sengketa Mogu Mogu)
  • Kalo anaknya udah kriyep2 ya ga usah pake dicium2 lagi dong.. Kebangun lagi tau! Emang gampang apa nidurin anak? Hih! Pusing deh dibilangin ampe 12.673 kali ga ngerti2. (Hahaha….)
  • Kalo gw pulang, dandan yg ca’em kek. Biar gw juga semangat kalo udah di rumah. Trus kalo di ranjang, jangan gw melulu yg buka serangan. Giliran udah “injury time”, baru dah lu beringas. Skali2 gantian napa? …. -_____-” (Ini main bola di ranjang?)
  • Ganti Gaya Dong! Bosen itu2 aja (Yoi, coba sekali2 gaya Gothic gitu, atau Preppy….)
  • Ada, tp males nulisnya, lagi netekin pula, syusyeh (Yang nyuruh ngisi survey sambil netekin lagian siapa mas?)
  • yang, pengen nonton Bruno Mars nih. kamu jaga anak2 semalam aja gak papa ya? jangan jawab “terserah” tapi mukanya kayak Smaug lagi ngamuk dong, beli tiketnya pake gaji sendiri kok, ga pake uang kamu..
  • Please, STOP selingkuh ataupun flirting dengan perempuan mana pun. Semua yg kamu perlu/butuh, bisa kamu dapat di istrimu. Why you’re still can’t see it? 😦 (Mungkin….dia mendapat grammar yang lebih baik di perempuan lain? Mungkin loh…)
  • Pengennya sih jadi lebih rajin klo lagi ada d rumah.. trs juga jangan terlalu cuek… walooun istrinya tau klo suaminya sayang kn bukan berarti ga mau diperhatiin.. kayak misalnya ngasih kado atau kejutan waktu ulang tahun.. (kasian banget ini orangnya ga pernah dapet kado dari suami klo ulang tahun.. T.T )
  • Bantu2 beres rumah atau ngurus anak itu bikin gw jadi napsu lhoo… 😉 (Langsung ambil sapu…)
  • Perempuan bukan saklar lampu, langsung on/off. Perlu diperhatikan, disayang, dibelai & nggak melulu berujung di seks ya! (Hah, serius?)
  • Kanda harus lebih adil sebagai suami, belajarlah dari bung anis matta!!!!!! (Maksudnya suaminya disuruh jalan2 ke Hungaria gitu?)
  • Jangan sering beli sampah pulang ke rumah. itu gelas thor dari xxi buat apa? sampai tiga lagi.. (ADA MASALAH SAMA GELAS THOR???)

Belajar dari mereka yang hubungannya berakhir dan masih jomblo

Selain mereka yang saat ini pacaran/menikah, Survey Kepuasan Pasangan juga menanyakan mereka yang sekarang jomblo tetapi sebelumnya pernah memiliki pasangan (pacar/suami/istri).

Seberapa puaskah kamu dengan pasangan TERAKHIR?

hubungan terakhir

Menarik bahwa mereka yang memiliki hubungan yang gagal, tingkat kepuasan akan pasangan terakhir cukup merata. Bahkan yang mengaku puas (total 48.1%) lebih banyak dari yang mengaku tidak puas (30.1%). Jadi banyak yang hubungan terakhirnya berakhir bukan karena tidak puas dengan pasangan, tetapi sebab-sebab lain.

Bagi responden yang merasa tidak puas dengan pasangan terakhir, hal-hal apa sajakah penyebab ketidak-puasan itu?

klik untuk memperbesar

klik untuk memperbesar

Bagi mereka yang sekarang jomblo dan mengaku tidak puas dengan pasangan terakhir, faktor ketidakpuasan terbesar adalah perhatian yang terpecah, dipilih 38.3%, diikuti faktor keintiman (26.2%), dan ambisi yang tidak cocok (24.3%).\

Beberapa faktor lain dari jawaban open-ended:

  • setelah kenal lebih dalam, ternyata pandangan hidup, taraf pengetahuan, persepsi akan sesuatu terlalu jauh berbeda. misal: dia ga percaya sama sekali sama asuransi, saya mendukung pentingnya asuransi (saya bukan agen asuransi lho)
  • egois, dia boleh cemburu, saia enggak. kalo dia marah, harus dibujukin sampe reda, kalo saia yang marah ditinggal kabur…
  • default chat-nya “lg apa?” BOSENNNNN (Uuummmm….ganti pake stiker aja)
  • dia suka lupa kalo punya pacar. pacaran kok jaim. gak mau ngehubungin deluan, gak mau nyamperin deluan. makanya disangka orang-orang gue yang ngejar-ngejar dia. dasar cowok tai ayam (Duh, kasian ayam dibawa2 ke sini….)
  • doi selingkuh tp kagak ngaku. akhirnya kegep jg dan skrg hamil diluar nikah diusir keluarganya. MAMPUS LOE NYET!!
  • mulutnyaaaaa…. mulutnya udah setajam silet, nyakitin hati gue juga ortu n keluarga gue… udah gtu seneng banget ngeluarin kata2 kebon binatang, kasar sampe sampah.. emang sih ga heran sama lokasi tempat tinggalnya yg “keras” apa jangan2 bisa dibuat penelitian kali yah hubungan lingkungan tempat tinggal sama watak seseorang.. *eh?
  • gw ga cinta sebenernya, gw kirain bakal jd drama klo batalin nikah etauknya uda nikah malah drama banget. Apalagi ngoroknya bikin gw ga tahan banget…
  • terlalu sibuk ama gadget dan teman-temannya

Adakah pesan yang ingin disampaikan kepada mantan terakhir? Beberapa pesan open-ended:

  • Masih ga percaya kamu minta putus karena aku bukan orang jawa demi menuruti permintaan ibu kamu. Pas ngajak pacaran kan udah tau aku bukan orang jawa.
  • emgnya salah gue kalo gue udh lulus dan elu gk lulus”!!! pake ngatain gue gak mau bantuin lu kerjain skripsi. sapa suruh dulu mikirin gue terus gk mau mikirin skrpsi. cinta emg urusan berdua. tapi skripsi urusan sndiri” woy!!!! (Gw setuju! Pacar bukan Bimbel woy!)
  • Pantesan hobi nya bohong. Taunya bagi waktu sama pacar sungguhan nya #SelingkuhanUnite (eeerrrr…..)
  • Kita memang masih saling sayang, Tp mohon pahami aku yang tidak bisa menikah hanya dengan uang bulanan sebesar itu 😥 Belum lagi biayain rumah, sekolah anak-anak, beli kondom #eh
  • Kapan kamu mau kaya Satria Baja Hitam, BERUBAH DEMI KEBAIKAN? (Soalnya kamu terlalu jadul…..ganti Satria Bima donk)
  • Kasih tau sama pacar kamu yang mirip karet kolor itu kalo … Kalo … Ah udahlah semoga kalian bahagia.
  • Hambokya nunggu setahun gitu baru lamaran sama yg baru, moso iya baru putus 2 bulan udah heboh lamaran. Yah kentara bangetlah. Situ BRENGSEK..!!!
  • dasar tai ayam. gue cuma dijadiin pelampiasan nafsu. untung gue masih waras gak ngasi keperawanan gue. setan lo (Udah dua kali tai ayam keseret2…)
  • Lebay lo ga usah kebangettan! Pake manas2in gw nge dekettin musuh gw. Silahkan aja lo dekettin musuh gw. Toh gw dah dpt yg LEBIH dari lo. LEBIH BESAR JUGA TENTUNYA (Ini ngomongin besar layar smartphone kan ya?)
  • Kutunggu jandamu.
  • Semoga nanti kalau dapet pasangan lagi cari yang HATINYA TERBUAT DARI BAJA HITAM ANTI KARAT…supaya ga bekarat ngedengerin omongan elu..aamiiien ;’) (Oh, ini toh rahasia Satria Baja Hitam….anti karat)
  • Sana pacaran aja sama selingkuhanmu yg mukanya kayak ulegkan pecel. Camera360 aja ga bisa nyelameytin mukanya yg berantakan. Cih! (Kamu salah. Barusan gw nyoba Camera360 ke ulegan pecel jadi cakep lho. Ulegan cabenya jadi lebih halus kulitnya)
  • maaf ya gue putusin loh tanpa sebab gitu. Padahal gue udah sayang ama lo. Lo baik dan sayang banget ama gue. Tapi nyokap gak suka ama lo 😦
  • aku masih sayang, kak. 7 bulan setelah kita putus pun gak mengubah sedikit pun perasaan aku. Katanya kita udah omongin ini? Katanya kita udah tau kurangnya di mana? Kenapa kamu gak mau fight buat aku? Apa karna usia kita beda 7 taun? Kalo karna itu kenapa kamu maksa utk mulai?
  • Saat dulu pendekatan kamu bilang mau cari calon istri yang bisa terima keluarga kamu, yang agamanya bagus. Pas udah pacaran bilangnya, kita ga cocok, kamu masih mau berkarir, keluarga kita beda, aku minder sama kamu soal agama. Ga lama terus punya pacar lagi *BAKAR*
  • Kerjain skripsi aku dong, katanya mau ngelakuin apapun biar udah putus
  • Semoga bahagia ya kembali dengan mantan sebelumnya 🙂

(Setelah gw pikir2, pesan-pesan kepada mantan ini kok jadi ajang curahan emosi yak…..)

Perbedaan antara Pria dan Wanita

Sedari tadi, analisa perbandingan lebih dilakukan antara responden “pacaran” dan “menikah”. Bagaimana jika antara “pria” dan “wanita”? (tanpa memisahkan status pacaran dan menikah).

Secara total score kepuasan akan pasangan, tidak ada perbedaan berarti. Responden pria memberi skor 3.79, dan wanita 3.73, yang artinya keduanya jatuh di antara “sedang” dan “puas”.

Untuk faktor penyebab ketidak puasan, tidak bisa dilakukan perbandingan karena jumlah responden sub-sample “pria yang tidak puas dengan pasangannya” terlalu kecil untuk analisa statistik (hanya 14 responden).

Analisa “pria” vs. “wanita” lebih bisa dilakukan untuk mereka yang mengaku “puas” dan “sangat puas” dengan pasangannya, karena jumlah sub-sample lebih memadai.

Apa perbedaan faktor kepuasan antara “pria” dan “wanita”?

klik untuk memperbesar

klik untuk memperbesar

Ada perbedaan-perbedaan mencolok penyebab kepuasan akan pasangan, antara responden “pria” dan “wanita”. Keuangan jauh lebih memuaskan responden wanita daripada pria. Untuk urusan seks, untuk pria hanya sedikit lebih penting dibanding wanita (33.5% vs. 28.2%). Yang penting di sini adalah tidak ada perbedaan mencolok, berbeda dengan mitos bahwa seks jauh lebih penting bagi pria. Keintiman/kemesraan juga relatif seimbang antara pria dan wanita yang puas dengan pasangannya.

Yang menaril, tidak posesif justru lebih banyak dipilih responden wanita daripada pria. Kepuasan akan ruang kebebasan ternyata lebih banyak dipilih wanita. Begitu juga dengan karir dan pendapatan, lebih banyak responden wanita menganggap aspek ini penting dibanding pria. Mungkin ini wajar di budaya Indonesia di mana pria masih sebagai pencari nafkah utama.

Perbedaan kontras lain justru ada di penampilan. Untuk responden pria yang puas dengan pasangannya, faktor penampilan pasangan mereka dipilih hampir dua kali lipat pilihan responden wanita (37% vs. 19.9%). Jadi untuk wanita, tampil kece, wangi, tidak dilalerin itu relatif lebih penting bagi pria daripada sebaliknya.

Di sisi lain, kepribadian adalah hal yang lebih dianggap penting responden wanita yang puas dengan pasangannya, dibanding pria (57.6% vs 40%). Harus diingat kedua angka tersebut sama-sama tinggi, artinya kepribadian yang baik penting bagi kedua gender.

 

 

Profil Responden

gender

Responden Survey Kepuasan Pasangan 2014 ini didominasi oleh wanita (77%). Hal ini patut diingat untuk mengerti konteks jawaban-jawaban di atas.

status hub

Hampir separuh responden berstatus pacaran (47.3%), diikuti menikah (28.5%). Jomblo pernah pacaran ada 19.2%.

lama hubungan

Lama hubungan responden, hampir sepertiga berada di 1-3 tahun. Sepertiga lagi kurang dari setahun, dan kira2 sepertiga lagi lebih dari 3 tahun.

umur

80% responden datang dari usia 18-24 tahun (kuliah dan bekerja)

Kesan-kesan untuk admin:

  • Tato pipi donk oom (Loe kate gw Mike Tyson?)
  • segini doank nih?
  • Sering-sering ngadain survey kayak gini min! Seneng gue ngisinya :))
  • OmPir tetap adalah The Sexiest Male Tweeps of the year di hati kami :))))) (aaawww, thanks)
  • Kok gak lucu sih om pertanyaannya??
  • om Piring buku keduanya manaaaaa?? (Eh iya, sabar dong. Lagi difinalisasi neh)
  • semoga partai peluk menang pemilu ya bang piring… (amiiiin, terima kasih!)
  • Kalo pacarnya 2 boleh ngisi 2x juga kan yah om? Ini versi ga puasnya, yg gelap ada versi puasnya. Hahahaa… Thankiesss anyway om. Lopyumuah. (Elus dada….)
  • Om @newsplatter, Saya mau nitip doa dong. Doain saya dapet pacar yang ibunya nggak MATA DUITAN!!! Plisss. *transfer duit Rp. 102.014* (Wah, transferannya gak cukup tuh)
  • Hai om umur berapa syi (Tahun ini sih 23….)
  • Oke nih om surveynya, om piring adil deh, ga yg jomblo2 doang yg dipikirin. *kiss* *salim* (Betul, memang itu tujuannya. Pemerataan….)
  • Terimakasih om admin, walau survey ini menyadarkan saya betapa unhappy nya saya thd pasangan..*nangis bombay* (Maksudnya agar bisa diperbaiki dong, jadi happy 🙂)
  • I adore your uban! Please don’t dye ’em… (Hore ada yang suka uban)
  • Curhat aja yaaaa… Saya tadi jawab “puas”, dan pas ditanya puas kenapa saya sempet bingung. Sebenernya mungkin banyak juga hal-hal yg tidak ideal; keuangan, perhatian, seks, waktu dll. Tapi pada akhirnya saya tetap memilih puas. Bukan karena alasan2 ideal tertentu, tapi karena saya tahu, suami saya sudah berusaha memberikan yang terbaik diantara keterbatasan yang ada. Sekian. Matur thank you 🙂
  • Akhirnya aku punya pacar bang, buat ngisi survey ini… Aku nembak orang bang… Dan YBS mau bang… Oh bahagianya… (Saya turut bahagia :’))
  • Aku jadi istri simpenan adminnya aja boleh ndakk? (Jangan, lemari penyimpanan saya terbatas)
  • AKHIRNYA SURVEY LO ADA YG BERES YAK MIN!! *SUJUD SUKUR* (Sial, emang kemaren2 gak beres?)
  • Cuma Bang Piring yang bisa ngolah riset jadi paparan fakta seru di social media! Such a great job, lovin’ it! (Makaciiiih)
  • Hai Min, sebelum pacaran sekarang ini saya menjomblo 3 tahun. Saya pikir penting untuk menunggu sampai ada yang benar-benar cocok dan serius (dia lajang, saya divorcee dengan 2 anak – tapi dia mau akrab, mementingkan & menyayangi anak-anak saya). Mungkin kalau saya terburu-buru & berpikir ‘harus punya pacar’, hasilnya tidak akan sememuaskan ini. Jadi intinya saya percaya sikap tidak ngoyo itu lebih baik, karena toh dulu saya ingat saya menikmati hidup biarpun kemana-mana sendiri. Salam. (Tuuuuh, dengerin yang laen…)
  • Om, titip salam buat @tlvi ya. Mirip sama mantanku :*
  • Sebenernya sih mau ngisi statusnya udah pacaran, tapi yg dipacarin lagi mesam mesem jawab iya ke gue *sambil mesam mesem juga* *iya barusan aja gue nyatain cinta ke doi* *dan masih dalam masa tenang sampe beberapa hari ke depan* (Udah kayak UAS aja loe, pake masa tenang…)
  • Jangan sampai tergoda poligami, Oom!! Partai PELUK harus bebas poligami!! MERDEKA!!
  • Om Piring, boleh dishare ga beauty regimenya gimana. Kok mukanya bisa kinclong gitu Oom… (Camera360….)
  • om, si fauzan di survey terakhir itu udah ketemu kah? (HUAHAHA, masih ada yang inget loh)
  • Om pertanyaannya kurang banyak ah oiya waktu itu saya pernah satu lift sama om piring di pacific place seluruh tubuh saya langsung tremor om (Coba periksakan ke dokter…takutnya gejala Parkinson)
  • Segini doang? Lo gak adil deh Hen. Giliran jomblo lo bikin survey panjang, sepanjang waktu mereka jadi jomblo. Buat kepuasan pasangan segini doang??? (Biarpun surveynya pendek tapi kan analisanya masbro….)
  • Kali ini survey nya gak mutu *peace* (Terima kasih untuk masukannya!)

PENUTUP

Demikianlah Laporan Survey Kepuasan Pasangan 2014. Tidak ada harapan admin selain hasilnya bisa membantu mereka yang memiliki pasangan agar bisa lebih bahagia lagi dalam hubungan mereka. Bagi mereka yang belum puas, semoga temuan di survey ini membantu untuk bisa memperbaiki keadaan, dan juga bisa belajar dari mereka yang puas dengan pasangannya. Bagi yang sudah puas, agar bersyukur dan bisa terus meningkatkan kualitas layanan kepada satu sama lain.

Bagi yang sedang pacaran, ada hal-hal yang bisa kamu hindari/lakukan agar pacar bisa lebih puas. Lebih mesra, lebih memberikan perhatian, serta kepribadian (penyabar, tidak pemarah). Tidak pelit/boros juga faktor penting. Soal penampilan, kalau kamu kucel, baju tidak matching, atau dilalerin, ternyata bukan faktor utama.

Bagi yang sudah menikah, hal-hal yang diharus diperhatikan agar mencegah pasangan tidak puas adalah: kinerja seks. Ingat bahwa separuh dari mereka yang tidak puas dalam pernikahan ternyata ada di departemen ini! Bahkan “penampilan” bagi mereka yang menikah tidak sepenting saat pacaran, yang penting “performa” di “anu” (apa sih). Ambisi yang sesuai, dan kepribadian yang cangcing (jangan dikit2 ngamuk, lempar piring, nabrakin mobil ke pagar rumah, dll) juga mengurangi risiko pasangan menikah tidak puas akan kita. Tetapi seletah itu, memberi kebebasan yang sehat, keintiman, partisipasi dalam membesarkan anak, dan lain-lain bisa membuat pasangan menikah kita lebih puas lagi.

Satu catatan penting adalah bagi mereka yang serius pacaran dan mulai memikirkan langkah selanjutnya untuk menikah. Pastikan bahwa keputusan untuk menikah sudah dipikirkan masak-masak, termasuk soal calon. Karena kalau tidak puas sesudah menikah tentunya urusannya lebih ribet, iya gak sih?

Sekali lagi, Survey Kepuasan Pasangan 2014 ini jangan terlalu dibawa serius sampe stres. Ini adalah survey feedback dari teman-teman peserta survey. Yang lebih penting adalah tips2 dan pembelajaran yang bisa diaplikasikan. Ocre?

Akhir kata, terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi di dalam Survey Kepuasan Pasangan 2014 ini! Kontribusi anda akan membantu kualitas layanan pasangan Indonesia! Merdeka, dan Salam Kepuasan!

Beberapa Laporan Survey Newsplatter lain yang layak disimak:

Laporan Survey Jomblo Nasional

Laporan Survey Gebet Nasional

Laporan Survey LDR Nasional

Laporan Survey Menyebalkan Nasional

Laporan Survey Mantan Nasional

5 Comments »

  1. Mungkin perlu dikaji lebih dalam lagi, apakah alasan seks menjadi faktor yang tidak dominan. Apakah perubahan status dari pacaran menjadi menikah itu menjadi faktor yang mendorong tingkat kepuasan menjadi menurun.

    Ini jadinya kayak law of diminishing return, yakni ketika “input” ditambahkan terus menerus, maka tingkat kepuasan menjadi menurun. Mungkin perbedaannya terjadi karena ketika pacaran karena dilakukannya sembunyi2, plus intensitasnya juga ngga sesering ketika sudah menikah. Maka ketika menikah, tingkat kepuasannya jadi menurun.

    Nah, kalo udah gini, nanti nyambungnya jadi ke hukum kelangkaan, di mana sesuatu yang “langka” itu malah akan “dihargai” dengan lebih tinggi…

    Jadi mungkin inti pesannya, sekalipun udah nikah, sekali2 lakuin kegiatan waktu pacaran juga oke kali yah? Biar inget gimana dulu ngumpet2nya kalo mau curi-curi cium dan lain lain….

    ((((DIBAHASSSS))))

    Btw, survey yang keren, Om Piring! Thanks!

  2. aarrghh…. I missed this survey !
    udah lama gak eksis di twitter sih 😦

    anyway, it’s a great survey , mungkin hasilnya bisa dipakai untuk riset tentang kondisi hubungan antara pria dan wanita di era sosial media ini,

    apalagi jika bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas hubungan, terutama saat ini banyak banget godaannya, orang banyak yang “off” dan kehilangan interest dalam suatu hubungan karena ketidakpuasan juga akibat banyak yang lain yang lebih “menggoda”

    thanks and happy new year ya 😉

  3. Banyak temen gue yang merasakan “lebih menggairahkan pas haram daripada udah halal” untuk urusan seks. Ketika seks sudah menjadi “obligation” mungkin dirasa berkurang gairahnya. Hak dan kewajiban memang akan berlipat ganda bila tingkatnya sudah naik menjadi “nikah.” Walhasil semakin banyak yang dituntut. Semakin besar harapan berbanding lurus dengan semakin besar kemungkinan untuk kecewa–yang diharapkan tidak terjadi.

    Perempuan yang biasa punya pacar ringan tangan, akan merasa puas bila dapet pacar baru yang gak pernah mukul tapi hanya memaki-maki kasar. Bagi dia itu sudah merupakan progres. Pasangan yang sudah biasa mendapatkan perlakuan yang buruk, dia tak akan memasang standar kepuasan yang terlalu tinggi / muluk. Akan lebih ‘nrimo, mudah bersyukur atas apa yang sudah didapat, walau menurut pandangan “orang normal” standar puas yang si oknum itu pasang masih jauh dari “standar normal.”

    Ketika berbicara kepuasan, yang menjadi pembanding adalah pengalaman yang sudah lewat, yang sudah dialami, yang ada di masa lalu, bukan pada harapan di masa depan. Orang yang sudah pacaran sepuluh kali mungkin akan lebih rumit kepuasannya ketimbang orang yang baru dua kali pacaran. Orang yang sudah biasa menderita mungkin akan memasang standar kepuasan yang rendah. Sebaliknya, orang yang sudah biasa enak mungkin akan memiliki standar kepuasan yang sulit dipenuhi.

    Di Barat sana, untuk sekedar merasakan seks, orang tidak perlu menikah. Tinggal serumah pun tak ada yang menggunjing. Ketika mereka menikah, pemenuhan seks bukan menjadi yang niat yang dominan. Toh tanpa nikah pun bisa. Cinta yang banyak mengambil-alih keputusan untuk menikah.

    Beda dengan di Timur, pelegalan / penghalalan seks masih dianggap perlu, bahkan wajib; yang melanggar norma itu akan dianggap amoral, pezina, pendosa, dicerca. Walhasil, seks jadi niat dominan untuk menikah. Cinta bisa jadi alasan nomor dua, yang penting bisa halal berhubungan intim dengan pasangan di mata Tuhan, dan di mata publik. Kualitas seks menjadi sangat menentukan kuatnya ikatan pernikahan.

    Jadi, gue kadang mikir, free sex ada gunanya juga. Huehehe. Just kidding.

Leave a comment