Dunia Ajaib Synesthesia

Bayangkan terlahir dengan kondisi seperti ini:

  • Setiap melihat angka tertentu, kamu melihat warna yang berbeda. Misalnya, angka 2 disertai warna biru, 4 merah, 8 ungu, dll.
  • Setiap mendengar nada tertentu, kamu melihat warna yang berbeda-beda.
  • Setiap mendengar/melihat hari (Senin, Selasa, Rabu, dll) melihat warna yang berbeda-beda.
  • Setiap menyentuh tekstur berbeda, kamu merasakan emosi yang berbeda. Kain jeans: “sedih”, sutera “damai”, lilin “malu”, dll.

Inilah dunia Synesthesia, suatu kondisi di mana persepsi tercampur-campur, angka dan warna, nada dan warna, bahkan emosi dan tekstur benda. Dan ini bukan “penyakit”, tetapi “kondisi” otak yang kebetulan dimiliki sebagian kecil manusia di dunia.

Sebenarnya gw gak mau menulis tentang ini, karena gw bukan seorang neuroscientist, hanya kebetulan membaca buku. Tetapi karena ada permohonan untuk menshare, ya gw sadur sedikit dari buku yang lagi asyik gw baca: “The Tell-Tale Brain”, oleh VS Ramachandran, seorang neuroscientist terkemuka di dunia. Jadi harap maklum, gw juga orang awam yah! πŸ™‚

Otak adalah salah satu organ yang paling sedikit dimengerti manusia. Sulitnya karena, otak tidak bisa diteliti dalam keadaan mati. Dan umumnya manusia hidup (dan sehat) agak keberatan kalo otaknya dibuka-buka. Karenanya dalam neuroscience, seringkali pengertian tentang cara kerja otak didapat dari kasus medis, misalnya kasus stroke, tumor otak, kecelakaan dengan cedera kepala, dll. Ketika ada bagian otak tertentu yang rusak, barulah ilmuwan mempelajari apa efeknya terhadap persepsi dan perilaku. Hanya belakangan saja ditemukan teknologi MRI, brain scan, dll. tetapi ini semua masih harus dikombinasikan dengan kasus-kasus medis. VS Ramachandran adalah salah satu neuroscientist yang bekerja dengan banyak pasien, dan kemudian menulis buku tentang penemuannya tentang otak dari pengalaman beliau.

Sebelum gw share tentang synesthesia, ada 2 kesalah-pahaman umum tentang indera dan persepsi:

  1. Kita melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, dll.
  2. Penglihatan, pendengaran, dll adalah fungsi “tunggal”

Kekeliruan pertama, kita tidak pernah melihat, mendengar dengan indera kita, tetapi dengan OTAK. Mata, telinga, lidah, dll hanya menerima input (visual, audio, rasa, dll), di mana input ini dikonversi lagi menjadi sinyal-sinyal listrik, untuk kemudian DIREKONSTRUKSI di dalam otak. Semua persepsi kita bukanlah persepsi “langsung”, tapi sudah melalui proses panjang yang berjalan sangat cepat, sampai kita tidak menyadarinya.

Dengan kata lain, apa yang kita “lihat”, “dengar”, bisa saja berbeda dengan apa yang masuk ke mata dan telinga kita! Hebat yah?

Buktinya adalah kasus-kasus gangguan penglihatan bahkan kebutaan ketika bola mata kondisinya baik, yang disebabkan stroke, atau tumor otak.

Kekeliruan kedua, penglihatan bukanlah sebuah fungsi “tunggal”, layaknya sebuah kamera digital yang langsung menangkap semua gambar dalam satu layar. Neuroscience menunjukkan bahwa penglihatan terbagi menjadi banyak fungsi2 yang ditangani bagian otak berbeda. Ada bagian otak yang mengurusi warna, ada yang mengurusi gerakan, ada yang mengurusi pencahayaan, bahkan ada yang mengurusi bagian “mengenali obyek”. Ada banyak kasus pasien yang sesudah cedera otak kehilangan penglihatan untuk warna, atau tidak mampu melihat “gerakan”, atau bahkan tidak bisa mengenali benda, walaupun bola matanya normal. Dan ini semua karena salah-satu fungsi penglihatan terganggu, di dalam otak.

Synesthesia, adalah kondisi dimana persepsi seseorang “tercampur”. Melihat angka disertai warna, mendengar musik disertai warna, atau tekstur benda tertentu menciptakan “rasa di lidah” yang berbeda. Dan semua ini bukan imajinasi, tetapi benar-benar dirasakan.

Menurut VS Ramachandran, kondisi ini relatif baru-baru ini diakui dunia medis. Dahulu seringkali kondisi ini dianggap gangguan jiwa, schizophrenia, atau sekedar mencari perhatian. Melalui berbagi metode tes yang jenius, Ramachandran membuktikan bahwa fenomena ini riil, tidak dibuat-buat.

Alat Uji Synesthesia

(gambar: seorang pemiliki kondisi Synesthesia yang mengaku melihat angka 2 sebagai “merah” akan bisa melihat bentuk segitiga di gambar kiri bawah dalam tempo singkat)

Belum ada penjelasan yang 100% pasti tentang kondisi ini. Salah satu hipotesa terkuat adalah adanya “cross-wiring” dua area otak yang bertanggung-jawab untuk persepsi yang berbeda. Area otak untuk “angka” dan area otak untuk “warna” ternyata memang posisinya bersebelahan, sehingga Ramachandran menduga adanya “sambungan” di antaranya untuk sebagian orang. Maka tidak heran ada orang yang melihat angka DAN warna secara bersamaan. Sama halnya dengan bentuk sinestesia yang lainnya (bagian otak untuk “pendengaran” juga dekat posisinya dengan bagian “warna”). Sekali lagi, ini belum menjadi penjelasan definitif dan satu-satunya.

Tentang KENAPA ada kondisi ini, Ramachandran belum bisa menjawab pasti, selain indikasi bahwa Synesthesia adalah kondisi genetis, bisa diturunkan. Tetapi yang menarik gw adalah dugaan adanya hubungan dekat antara synesthesia dan kreativitas!

Banyak penulis buku, pujangga, penulis puisi di dunia yang ternyata diduga memiliki Synesthesia. Dan tidakkah menarik jika dipikirkan, bahwa dunia kreatif penuh dengan metafora yang unik?

“Kepribadiannya seperti matahari”

“Pertemuan itu terasa manis”

“Hujan hari itu bagaikan tangisan yang pahit”

Kemampuan bermetafora di atas umum dijumpai di antara penulis/seniman berbakat. Mungkinkah synesthesia ada hubungannya dengan kreativitas, dengan memungkinkan otak manusia memiliki kemampuan berpikir metafora? Dan synesthesia adalah kondisi ekstrim dari hubungan antar bagian otak di balik kreativitas? Belum ada jawaban yang pasti untuk ini.

Yang menarik, banyak Synesthes (istilah untuk pemilik kondisi ini) yang menolak untuk “disembuhkan”. Ada beberapa kasus di mana obat antidepressant ternyata menghilangkan synesthesia secara temporary, dan hal ini dianggap suatu “kehilangan” oleh pengguna obat tersebut. Menurut mereka, dunia menjadi “hambar” ketika kondisi mereka “sembuh”. Bagi mereka, kondisi ini tidak mengganggu sama sekali, karena sudah terbiasa bertahun-tahun, dan kita yang tidak memiliki kondisi ini tidak bisa membayangkan sama sekali seperti apa rasanya.

Oh iya, tadi gw nanya di Twitter, ternyata beberapa tweeps mengklaim punya kondisi ini. Ada yang sudah tau namanya Synesthesia, ada yang baru tahu kalau ini adalah “condition”, bukan “disease”. Pengen deh kenal langsung dengan mereka untuk ngobrol lebih lanjut πŸ™‚

Ini hanya salah satu dari berbagai keajaiban otak manusia yang ada di buku “The Tell-Tale Brain”. Bagi teman-teman yang tertarik, selain VS Ramachandran, buku-buku lama tulisan Oliver Sacks yang menakjubkan. Gw tertarik dengan otak manusia awalnya karena membaca buku-bukunya Oliver Sacks.

Untuk VS Ramachandran, coba nonton video speech beliau yang ini. Amazing! Dan dia orangnya lucu pula.

http://www.ted.com/talks/lang/eng/vilayanur_ramachandran_on_your_mind.html

Semoga tambah banyak teman-teman yang fascinated dengan otak manusia! πŸ™‚

Categories: Uncategorized

48 Comments »

  1. Dua kali baca entry ini naik turun, the words that keep ringing to my mind are “dyslexia” and “bipolar disorder”. Mungkinkah berhubungan?

  2. Eh ini menarik banget loh! Perasaan dulu kuliah beginian banyakan pusingnya daripada serunya (apa gue aja yg males belajar ya :p). Harusnya mas Henry jadi neurologis atau psikiater. Hehehe.

  3. Gw bc neuroscience skitar setaon lalu. Poin yg paling surprising adalah neuro-scientist beranggapan kl manusia ga pny soul and we basically don’t hv free will. In short, we r constructed by the neurons firing up in our brains. Gw jg awam sih, ga gt ngerti sm apa penjelasan ilmiahnya. However, for me it’s kinda saddening to know that there is a probability that we r just brains. How can I say it.. Hmmm.. So, my life n thoughts are actually not mine to control? That sounds sad for me. Dunno why. Hmmm.. But, I think neuroscience has been telling facts so far, and it has evidence. I’m also interested in this matter, yet I’m scared to know the truth.

    Btw, nice post. πŸ™‚

    • kalau kita bisa mengidentifikasi komponen kimia dari wangi bunga mawar, apakah wanginya berkurang?

      kalau kita bisa menjelaskan “soul” dalam hubungan antar sel-otak, apakah keajaiban manusia menjadi berkurang?

      Menurut saya sih jawabannya untuk kedua-duanya tidak ya. Bunga mawar tetap wangi mempesona, dan human beings tetap spesies yang luar biasa dan menakjubkan. Saya tidak merasa sedih sih. Unless yang sebenarnya kamu kehilangan adalah “immortality”nya? πŸ™‚

  4. Well.. I should admit that it’s true. Keabadian itu sst yg dijanjikan sm agama, including mine. Dulu sih aku percaya bgt. Tp, pas aku baca ttg neuroscience (supported by the doubts in my mind), immortality is pretty unlikely to happen. My first thought was that I couldn’t meet up again with the ppl I care the most in the after life. Huhu. Pernah jg seabis itu aku sempet tertarik beli buku ttg ‘out of body’ experience. I know, I was trying to find a gleam of hope for the existence of soul at that time. I think I’m still doing it now, walau bukunya ga jadi dibeli hehe.

    I admire the way u think, where we should appreciate for what we are. That does sound really nice and sincere. Keep sharing ur thoughts ya! πŸ™‚

    • Thanks for sharing juga Elissa. Saat ini definisi gw tentang soul adalah “A symphony of neurons”. Kalo kita nonton konser, kita mengenali para pemainnya, mengenali alat musiknya, mengenali notasi dan aransemen musiknya. Walaupun kita bisa menjelaskan bagaimana sebuah simfoni musik dimainkan, tetap saja keindahan dan keajaiban musik tersebut tidak berkurang – bahkan bisa makin bertambah!

      (tambah jelas atau malah tambah bingung yak :p)

  5. 1 = hitam, 2 = merah nyala, 3 = merah marun tua, 4 = merah marun yg lebih tua dari 3, 5 = hijau segar, 6 = pink pucet, 7 = kuning cerah yg ga menyala, 8 = orange, 9 = hijau tua, 0 = putih

    senin = biru twitter ke putih2an, selasa = pink ke abu2an, rabu = merah marun dan dan merah, kamis = ijo jelek dan merah, jumat = ijo dan merah marun, sabtu = pink pucet dan pink tebel, minggu = merah dan orange

    monday = merah dan kuning tua, tuesday = kuning eek dan putih abu2, wednesday = orange butek dan kuning butek, thursday = kuning eek dan putih yg lebih terang di banding tuesday, friday = ijo muda plus abu abu yg sedang, saturday = pink muda dan kuning dan sedikit marun, sunday = putih dan kuning kayak telor mata sapi.

    Kalau angka sih susah ngebayangin warna kalau udah melihat angka yg tertulis, tetapi kalau di pikiran selalu dalam warna itu. jadi nggak bisa mengenali segitiga angka 2 di contoh atas, karna udah di bikin item semua warnanya.

    Kalau hari beda beda warnanya berdasarkan warna dari tiap hurufnya. Nggak semua huruf berwarna. Apalagi yg huruf vokal, gelap semua. Tapi huruf konsonan rata rata punya warna yg mencolok seperti q = ungu, w= orange

    karena itu lah henry manampiring, henrynya terlihat putih item dengan semburat kuning jelek dari huruf “y”, tp manampiring yg membuat kamu berwarna merah, kuning dan orange

    • Komentar paling menarik.. karena mirip sekali dengan saya.. angka, huruf, dan hari2 memiliki warna.. tp punya saya senin sama monday sama2 merah.. bhs indo dan ing selalu sama.. dan klo disuruh tulis huruf apa punya warna apa, iya gk semua bisa dijabarkan.. eh xtapi punya saya konsonannya berwarna.. a hitam.. i sama u putih.. e sama o item..
      Gambar yg di atas, saya bisa langsung liat segitiganya the second i look at it.. pdhl buat saya yg warna hijau seharunya angka 2 nya bukan angka 5.. hehehehee..
      Di saya, warna yg jelek bikin saya gk suka hari tertentu.. angka 9 dan hari kamis warnanya biru kusem jelek bgt sehingga saya gk suka angka 9 dan hari kamis.. hahahaha..
      Dan yes mas henry manampiring – salam kenal – saya gk pengen disembuhkan.. dulunya waktu kecil saya berpikir saya ini berbeda.. saya aneh.. trus beranjak dewasa saya baru tau saya synaesthes.. tapi membaca tulisan mas henry bahwa kebanyakan synaesthes gk pengen disembuhkan, utk pertama kali dalam hidup saya baru menanyakan pertanyaan itu kepada diri saya.. dan jawabannya iya, saya gk pengen disembuhkan.. i’ve known for quite long that i’m not the only person in this world who see numbers and letters in colors, but the thought of “healing” it never crossed my mind until now..

    • Gan, kalo agan melihatnya dari angka, tapi bagaimana dengan kondisi saya dimana saya melihat warna dari suara yang saya dengar, namun kadang semua nada yang sama mampu menghasilkan warna yang berbeda, contoh ada orang yang bernyayi lagu rock tentang dendam dan warna yang dikeluarkan Hitam&merah pekat, sedangkan orang yang bernyayi lagu rock tentang cinta/damain warna yang dihasilkan lebih indah namun sedikit tercampur. Kadang saya juga melihat warna dari suara orang, itu juga menghasilkan warna yang berbeda, tolong dijelasin bang, soalnya saya bisa liat warna seperti ini mulai tahun kemarin karena masalah besar^^

  6. bagaimana denganku yg menggambarkan perasaan, makanan atau benda yg kusentuh dengan bentuk dan tekstur ?
    misalnya saat minum es teh manis yg diberi banyak gula menurutku itu terasa seperti mengulum kain…

  7. dari 4 point ini:

    1. Setiap melihat angka tertentu, kamu melihat warna yang berbeda. Misalnya, angka 2 disertai warna biru, 4 merah, 8 ungu, dll.

    2. Setiap mendengar nada tertentu, kamu melihat warna yang berbeda-beda.

    3. Setiap mendengar/melihat hari (Senin, Selasa, Rabu, dll) melihat warna yang berbeda-beda.

    4. Setiap menyentuh tekstur berbeda, kamu merasakan emosi yang berbeda. Kain jeans: β€œsedih”, sutera β€œdamai”, lilin β€œmalu”, dll.

    hanya point 2 dan 4 yang ogut rasakan…

    apakah ogut sudah termasuk Synesthes ????

  8. Wah baru baca postingan ini dan baru tau istilahnya Synesthesia. Saya punya mengalaman yg sama sejak pra masuk TK, sejak pertama belajar mengenal angka & huruf. Awalnya saya kira hal semacam ini dimiliki setiap orang xD Yang saya pikirkan A=merah, a=merah pucat, B=hijau tua, b=hijau muda. 2=hijau, 5=biru, dll.
    Parahnya, saya sampai menganggap setiap angka/huruf/warna/hari/bentuk geometri/benda memiliki jenis kelamin (terkadang memiliki sifat tertentu). Waktu kelas 2 SMP, saya sempat belajar Bahasa Perancis & mengenal sedikit bahasa Jerman yg ternyata memiliki kata maskulin & feminim (seperti yg saya pikirkan selama ini), guru saya juga sempat bengong, dan saya juga ikut bengong karena saya kira setiap orang juga punya pikiran seperti ini >.<
    Sampai sekarang saya hidup di dunia grafis, saya masih memakai synesthesia ini untuk beberapa artwork tipografi xD

    Well, makasih banyak atas postingannya! ^^

  9. halo om! aku gizza siswa kelas 9 di smp al-izhar kebetulan lagi nge search tentang synesthesia ketemu artikel ini soalnya lagi bikin karya ilmiah tentang synesthesia. kalo boleh tau, mau tau tentang synesthesia lebih merinci kemana ya? soalnya masih samar2 sama yang namanya kelainan ini terimakasih sebelumnya:)

  10. baru sadar kalo aku synesthesia. selama ini aku suka banget mwndiskripsikan sesuatu dengan hal2 yang berlawanan, asli kaget dan lega, I am an HSP (Highly Sensitive Person),and I have synesthesia condition. wow…
    artikelnya oke banget, sayang banget aku baru baca di tahun 2013 😐
    terima kasih ya…. πŸ™‚

  11. Aku selalu melihat angka 1 sebagai hitam, 2 sebagai merah, 3 sebagai kuning, 4 sebagai coklat, 5 sebagai hijau kehitaman, 6 sebagai hijau muda, 7 sebagai hijau emas, 8 sebagai ungu, 9 sebagai biru, 10 sebagai biru muda. Apakah aku termasuk penderita synesthesia?

    • Yup! Kelihatannya seperti itu. Artinya kamu synesthesia angka dan warna. Saya kenal orang yang melihat hari sebagai warna. Coba cek:

      – apakah di keluarga besar kamu ada juga yang seperti itu? Bisa orang tua langsung, kakek nenek, pakde bude, sepupu, dll. Karena synesthesia itu genetik.

      – apakah kamu kreatif? Synesthesia banyak ditemukan di antara orang2 kreatif/seniman.

  12. can we sort this thing in the other disorder like dyslexia, bipolar, even gay? all of them are natural right? and it’s kinda surprising when you said it might be genetics. I mean we can’t judge somebody just because he felt something different right? if people can accept this, people have to accept the other condition. Right? I just try to find a glimpse of hope that world will accept not only pretty disorder like this. πŸ™‚
    Thanks to share.

  13. Thank’s for sharing this. Aku punya anak yang nyaris gak naik kelas karena gak suka belajar dalam kelas. Alhasil dia dijuluki pengganggu teman karena suka cekikikan sendiri ketika diberi lembaran bacaan. Aku sering tanya kenapa ia merasa lucu dengan pelajaran, katanya, “Ma, huruf-hurufnya berganti-ganti warna, bisa terbang dan nyaris hinggap di dahi bu guru”. Mungkinkah anakku punya kondisi ini? Terimakasih

  14. Emang bner kok….saya salah satunya…dari dulu saya paling benci sama hari seni karna warnanya merah…dan paling suka kalau daper nilai 9 karena warnanya pink πŸ˜€

  15. Waktu denger “kepala” idk why, rasanya kaya bayam dingin, “rambut” rasanya kaya manggis dll. Tpi klo denger kata “rambut kepala” beda lgi rasanya. Abis baca artikel ini aku googling jenis-jenisnya, trus ketemu Lexical-Gustatory. Boleh jelasin? apa mungkin aku emg ngalamin kondisinya ato high key just a weirdo. Btw nice post!

  16. hey mas henry! gue udh baca artikel nya nih tentang sinestesia. kemarin kemarin gue buka facebook, temen gue post video tentang apa itu sinestesia. gue sebelumnya pernah tau istilah itu (di buku b.indonesia) tp lupa maknanya. setelah nonton video itu, gue seneng bgt, dan sadar. bahwa gue suka mengalami hal hal aneh bin seru, kaya yang gila, kaya ngidap ganja (padahal gue ga pernah nyoba. tau kisah dr org” aja efek nya), dan itu semua sama bgt kaya org sinestes. akhirnya gue ngulik terus artikel tentang sinestesia akhir” ini. kemarin gue buka web synesthete.org yg berisi penelitian dan gue ikut tes apakah gue seorang sinestes atau bukan. ternyata hasilnya 96% gue memiliki sinestesia. ingin banget bisa ceritain apa yang gue alamin, rasain, liat, dari kecil ampe skrg. sayang gue bukan penulis atau blogger :’) mungkin mas henry bisa bantu. πŸ™‚

  17. alu punya synesthesia donk soalnya aku menganggap angka 1 itu anak laki laki dan berwarna merah angka 2 wanita remaja berwarna ping angka 3 cowok umur 27 an berwarna hijau dan angka 4 anak laki laki kira kira berumurn12 an berwarna kuning

  18. Aku selalu ngerasa angka 3 itu kuning. 4 itu biru, 5 itu merah 7 itu ungu dan 9 itu oranye. Tapi aku ngga liat warna itu secara langsung. Cuma merasakan aja. Itu gimana?

  19. Thanks for sharing Kak. Sejak kecil saya bisa menyebutkan warna di setiap harinya, saya pikir semua orang sama dengan saya, tapi warna hari di kalender di rumah saya hanya ada warna hitam dan merah, beberapa ada juga yang hijau, itupun letak warna dan hari tidak sama seperti apa yang saya bisa bayangkan. Selain itu, sampai saat ini saya masih melihat (di dalam bayangan saya/ imajinasi/ apapun itu) bahwa susunan hari itu melingkar seperti planet yang mengelilingi bumi. Akhirnya saya sadar, tidak semua orang melihat warna itu. Tapi saya tetap ingin tahu apakah dia berada di dalam ingatan saya. Bagaimana saya menyimpan memori itu, kapan saya pernah melihatnya?

  20. ternyata saya enggak sendirian ya, saya sampe dianggap aneh sama temen sebaya, baru tahu kalo ini sinestesia. Banyak sih saya bisa denger warna, menyentuh rasa, mencicipi bentuk,.. nama andrian berasa hijau, semua angka dn huruf punya warna, kalo nemu makanan enak bentuknya segitiga, kalo makanan enggak enak kaya kurang bintangnya, nomer 21 lembut, manis kaya permen jely, musik Queen itu pahit. kalo dengerin musik saya liat not not itu terbang di atas kepala, warnanya seliweran sono sini. awalnya takut, tapi udah gede malah terbiasa, denger suara orang bagus aja malah orange. πŸ˜€ what the?

  21. Saya penderita synesthesia dan teman” saya byk yg tdk percaya sehingga byk yg beranggapan bahwa saya bohong dan aneh. Tapi setelah saya baca byk web tentang synesthesia semakin beranjak dewasa synesthesia akan berkurang krn perkembangan otak dan ilmu pengetahuan. Bagaimana caranya agar synesthesia saya tidak hilang?

Leave a comment